Inspiration

JANGAN BERHARAP APAPUN

Ada pepatah, “Harapan yang terlalu besar hanya akan membawamu pada kekecewaan yang dalam.” Kekecewaan demi kekecewaan dalam hidup seolah sudah menjadi sahabat akrab semua orang. Bahkan keakrabannya sudah melebihi seorang sahabat karib. Bahkan tak jarang kekecewaan atau sakit hati itu muncul karena kita terlalu berharap pada sesuatu, seseorang.

Kekecewaan sudah milik umum. Bukan milik orang berdosa dan jahat saja. Orang yang mengklaim dirinya suci pun acap kali dihinggapi rasa kecewa. Entah dengan sesama, dengan sanak saudaranya, atau bahkan dengan Sang Khalik.

Kekecewaan bukanlah kepuasan atau kebahagiaan yang tertunda. Kekecewaan adalah kebahagiaan yang sengaja ditunda dan bahkan dihilangkan. Dengan kata lain, kekecewaan muncul karena satu rasa atau reaksi yang berlawanan dengan rasa yang menurut kita benar. Padahal semakin menganggap diri benar, semakin sering orang merasakan kecewa. Karena rasa dan fakta di luar dirinya tidak pernah sejalan dengan yang dirasakannya.

Justru kita akan makin kecewa kalau kita berpikir bahwa semua orang punya rasa, pikiran, dan hati sama seperti yang kita miliki. Karena rasa yang dirasakan orang berbeda-beda. Fakta yang dialami orang lain selalu berbeda dengan yang kita alami. Semakin berharap akan satu rasa yang sama, semakin besar pintu kekecewaan terbuka. Semakin berharap banyak, semakin kita menumpuk bom waktu yang setiap saat siap meledakkan amunisi kekecewaan.

Dalam hidup orang selalu senang berandai-andai. Seandainya saja dia mau mengerti aku… Seandainya saja dia mengerti perasaanku… seandainya saja mereka tahu bagaimana perjuanganku… seandainya dia mau memahami apa yang ada di pikiranku… Orang berharap untuk dimengerti dan dipahami, sekalipun tanpa mengutarakan isi hati atau pikirannya. Tapi hanya sedikit orang yang mau mencoba mengerti dan memahami orang lain. Inilah akar dari segala jenis kekecewaan.

Misalnya, seorang karyawan bekerja keras dan menunjukkan segala kemampuannya demi mendapat perhatian dari bosnya. Ia tidak kenal lelah. Kerja lembur pun dijalaninya. Ia selalu ingin tampil beda dan menonjol. Harapannya satu, yaitu mendapat penilaian atas prestasinya yang hebat dari sang pimpinan.

Tetapi karyawan itu kurang mengerti bahwa bosnya memiliki ribuan karyawan di berbagai perusahaan miliknya. Ia seorang pemimpin yang baik. Tetapi kesibukannya sering menyita pikiran dan energinya. Semua karyawannya diperlakukan sama. Ia bahkan menghormati karyawannya tanpa membeda-bedakan status pekerjaannya. Wajar kalau memorinya punya kemampuan terbatas untuk mengingat satu per satu dari ribuan karyawan yang bekerja padanya.

Karena harapan untuk diperhatikan itu tak kunjung diperolehnya dari sang bos, maka karyawan itu mengalami kekecewaan yang dalam. Bahkan ia menderita depresi. Belakangan ia malah memutuskan untuk mundur dari pekerjaannya itu. Kekecewaan telah mengajaknya mundur dari segala kesempatan.

Padahal kalau saja ia bersikap sewajarnya, ia sudah dipersiapkan untuk menduduki suatu posisi yang lumayan di kantor itu. Kesempatan emas terbuang begitu saja karena kekecewaan yang diciptakannya sendiri. Energi dan produktifitas pun terkuras habis oleh virus kekecewaan.

Karena banyaknya pengalaman kecewa itu, saya pernah menulis dalam buku harian, ‘Hope for nothing, then you will get something. Hope for something, then you will get nothing.’ Jangan berharap apapun, maka kau akan mendapat sesuatu. Jika terlalu berharap akan sesuatu hal, maka kau tidak akan mendapatkan apapun. Tidak semua orang mungkin sependapat dengan pemikiran ini. Tetapi apabila ditelaah dengan bahasa hati, kadang pendapat itu memang benar terjadi. Berharap sewajarnya dan menjalani kehidupan dengan harapan wajar itu mungkin akan membuat hidup lebih hidup. ***(Leo Wahyudi S)

Gambar diambil dari lifehack.org

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

Website Powered by WordPress.com.

Up ↑

%d bloggers like this: