TUHAN TIDAK TIDUR
Pagi itu adalah pagi menegangkan yang ketiga. Saya sedang mencari-cari sebuah Kartu yang sangat berharga dalam hidup. Kartu Jamsostek (sekarang Kartu BPJS). Saya berniat mencairkan uang jaminan hari tua setelah saya mengalami pemutusan hubungan kerja.
Ada beberapa hal yang membuat saya ngotot untuk mencairkan uang jaminan itu. Setelah kehilangan pekerjaan saya perlu uang untuk menghidupi keluarga. Kebetulan ada peraturan baru yang memungkin pencairan jaminan hari tua tanpa menunggu Batas waktu lima tahun. Karena alasan tersebut, saya ingin melengkapi semua persyaratan pencairan. Semua syarat sudah dipenuhi, kecuali Kartu Jamsostek yang membuktikan saya sebagai nasabah yang memiliki hak.
Semua sudut kamar yang berisi buku dan barang sudah saya obok-obok. Dari tempat yang lazim maupun yang tak lazim sudah saya cari. Kartu itu belum tampak juga wujudnya. Padahal beberapa bulan sebelumnya Kartu itu sudah saya persiapkan di dalam semua dokumen persyaratan pencairan dana Jamsostek tersebut. Kartu itu raib tanpa meninggalkan tanda-tanda.
Dalam keputusasaan, karena berkejaran dengan waktu dan kebutuhan, saya akhirnya menyebut nama Tuhan. Hanya satu keyakinan saya kala itu. Saya percaya sebuah doa akan terkabul kalau kita hanya minta dan menyerahkannya pada kemurahan rahmat Tuhan. “Tuhan aku ingin menemukan Kartu Jamsostek yang sangat aku perlukan. Kartu itu akan aku temukan melulu karena rahmatMu jika Engkau berkenan”. Itu saja doa yang saya serukan berulang-ulang di saat berada di puncak frustasi karena segala upaya yang sudah dilakukan menemukan jalan buntu.
Kebetulan, ada seorang sahabat yang memiliki ketajaman spiritual. Saya menceritakan yang saya alami. Akhirnya dia ikut membantu lewat doanya. Tak berapa lama dia mengirim pesan pendek, “Mas, sepertinya Kartu itu ada di sebuah buku berwarna coklat seperti kulit. Cobalah cari.”
Dengan pertanda itupun saya juga masih bingung. Setahu saya, dari ratusan buku yang saya punya saya tidak pernah melihat gambaran sampul buku yang mirip kulit. Akhirnya setelah beberapa jam mencari, saya temukan buku kesayangan saya yang sudah agak lama terbengkelai di salah satu tumpukan buku lain. Judulnya ‘Be the Miracle: Tuhan Ada Di Mana-mana’ karya Regina Brett. Di bagian sampul ada tertulis ‘Tuhan Tidak Tidur’. Ketika saya balik-balik halamannya, saya lihat Kartu Jamsostek saya berada di bagian tengah sebagai pembatas buku. Sampul buku itu memang berwarna kuning kecoklatan mirip warna kulit. Benar-benar ajaib kuasa Tuhan. Mujizat itu terjadi. Tuhan meminjam mata batin sahabat saya untuk menjawab doa saya di tengah kepanikan.
Dalam kaca mata iman, tidak ada satupun peristiwa dalam hidup kita yang sifatnya kebetulan. Semua sudah diatur oleh Sang Pemilik Kehidupan. Ada banyak ‘kebetulan’ yang kita alami. Kita hanya menjalani dan menemukan sesuatu yang di luar harapan dan dugaan kita sebagai manusia. Karena itu sering kita menganggapnya sebagai sebuah kebetulan. Dalam salah satu artikelnya, Brett menulis “… Tidak ada keinginan yang terlalu banyak untuk diminta. Tidak ada kebutuhan yang terlalu besar untuk dipenuhi. Tidak ada mukjizat yang terlalu absurd untuk diharap. Dan tidak ada hidup yang terlalu singkat untuk memiliki makna.” Dan, Tuhan tidak tidur karena selalu menunggu doa dan kepasrahan kita. ***
Leave a Reply