SEPI?? NO WAY!!
Suatu ketika saya mendengarkan obrolan tukang jahit dan pedagang pecel lele. Keduanya jongkok sambil mengobrol santai ditemani dua cangkir kopi. “Aku sudah dua hari ini sepi banget. Daganganku utuh, nggak ada yang beli,” keluh pedagang pecel lele. Tak sekali dua kali, pedagang pecel lele ini selalu mengeluhkan sepinya pembeli.
“Aku paling benci kalau ada orang menjalankan usaha, lalu setiap kali ngomong sepi. Namanya berusaha jangan pernah mengatakan sepi. Daripada ngomong sepi, mending bilang, ada saja pelanggan yang datang, meskipun sedikit. Ini lebih enak didengar,” kata tukang jahit dengan nada sengit.
Keduanya saling beradu argumen gaya pedagang. Tukang pecel lele mengatakan fakta bahwa pembelinya tidak sebanyak biasanya sehingga ia menyimpulkan bahwa dagangannya sepi. Padahal malam itu, saya lihat ada beberapa pembeli pecel lele hilir mudik memesan makanannya. Sementara, tukang jahit beralasan bahwa menjalankan usaha selalu ada pasang surut. Ada kalanya ramai pelanggan. Tapi, tidak jarang pelanggan yang datang hanya sedikit. Pasti ada yang menggunakan jasanya, sekalipun hanya satu pelanggan dalam sehari.
“Kalau kamu selalu bilang sepi, nanti diamini, usahamu bisa bangkrut beneran lho. Janganlah ngomong sepi,” imbuh si tukang jahit. Pengalamannya membuktikan dengan selalu mengatakan ‘ada’ maka selalu ada saja pelanggan yang datang di lapaknya. Artinya, kita selalu mendapatkan rejeki dalam sehari, sekecil apapun rejeki itu.
Dialog tukang jahit dan pedagang pecel lele ini mengingatkan saya akan kekuatan afirmasi, kekuatan pikiran bawah sadar, dan kekuatan pikiran positif. Banyak yang mengamini bahwa hidup kita sesuai dengan apa yang kita pikirkan. Kalau kita berpikir negatif, maka hidup kita pun akan negatif. Begitupun sebaliknya.
Norman Vincent Peale dalam bukunya “The Amazing Result of Positive Thinking” mengatakan bahwa berpikir positif atau negatif itu adalah proses dan pilihan. Berpikir positif itu merupakan bentuk pikiran positif yang selalu berusaha melihat hasil yang terbaik dari kondisi yang buruk sekalipun. Ketika yang dipikir adalah sesuatu yang baik, maka orang akan dituntun untuk mendapatkan kebaikan tersebut. Orang yang berpikiran positif tetap mengenal pikiran negatif, tetapi menolak pikiran negatif itu bersemayam dalam benaknya.
Dalam tuntunan Kitab Suci juga dikatakan bahwa iman tidak menjamin segalanya akan mudah, tetapi iman akan membuat segalanya menjadi mungkin terjadi. Semua terjadi seturut apa yang kita imani. Memang tidak mudah mengatakan “daganganku laris” sementara faktanya hanya beberapa gelintir pelanggan saja yang datang membeli dagangan kita. Namun dengan meyakini “selalu ada pelangganku yang membeli” maka iman inilah yang membuat semua terjadi seperti apa yang kita yakini.
Sekalipun hanya ada satu atau dua pelanggan yang membeli, bukan berarti dagangan kita sepi dari pembeli. Akan selalu ada yang membeli, dan terjadilah demikian. Maka, katakanlah perkataan dan keyakinan yang positif, karena pikiran positif akan mengeluarkan vibrasi positif yang akan mengumpulkan seluruh energi positif yang akan kembali ke kehidupan kita. “Sepi?? No way!!” kata tukang jahit dengan mantap. ***
Leave a Reply