NATAL ADALAH ANDA
Saya terkesan sekali dengan pesan yang diviralkan melalui media sosial bertepatan dengan peringatan Natal 2019 ini. Pesan itu berisi renungan Natal yang konon berasal dari Paus Fransiskus. Saya tidak mempermasalahkan validitas sumbernya, tetapi makna yang terkandung dari pesan sederhana tapi sarat makna tersebut.
“Natal adalah Anda sendiri, ketika Anda memutuskan untuk dilahirkan kembali setiap hari dan membiarkan Tuhan masuk kedalam jiwa Anda.
Pohon Terang Natal adalah Anda, ketika Anda menahan angin kencang dan kesulitan hidup Anda.
Dekorasi Natal adalah Anda, ketika kebaikan Anda adalah warna yang menghiasi hidup Anda.
Lonceng Natal adalah Anda, ketika Anda menelpon, berkumpul dan berusaha bersatu dalam persaudaraan sejati.
Lampu Natal adalah Anda, ketika Anda menerangi jalan orang lain dengan kehidupan Anda berupa kebaikan, kesabaran, sukacita dan kemurahan hati.
Malaikat Natal adalah Anda, ketika Anda bernyanyi tentang perdamaian, keadilan dan cinta kasih untuk dunia.
Bintang Natal adalah Anda, ketika Anda menuntun seseorang untuk bertemu dengan Tuhan.
Musik Natal adalah Anda, ketika Anda meniupkan harmoni kehidupan di dalam diri Anda.
Kartu Natal adalah Anda, ketika tinta kebaikan tertulis di tangan Anda.
Ucapan Natal adalah Anda, ketika Anda memaafkan dan membangun kembali kedamaian bahkan sekalipun menyakitkan.
Makan Malam Natal adalah Anda, ketika Anda memuaskan dan memberi harapan kepada orang miskin yang ada disekitar Anda.
Anda adalah Malam Natal, ketika dengan rendah hati dan sadar, Anda menerima dalam keheningan malam Sang Juru Selamat Dunia, tanpa suara pesta atau sebuah perayaan besar.
Anda adalah sekilas senyum dari kepercayaan dan kelembutan, dalam kedamaian batin dari Natal Abadi yang membangun kerajaan di dalam diri Anda.”
Terus terang, renungan Natal ini sungguh mengena bagi orang seperti saya yang sering sibuk mencari-cari makna Natal di tengah perayaan Natal. Saya sering bingung dengan tema-tema Natal, karena tema itu lalu membuat saya mencoba mencocok-cocokkan, memantas-mantas diri agar pas dengan tema besar gereja. Tapi yang terjadi memang saya tidak pernah pantas dan pas dengan tema Natal itu.
Maka ketika ada pesan Natal yang konon kabarnya dari Paus Fransiskus, saya justru mendapati sebuah makna mendalam soal Natal. Ternyata semua bagian, ornamen, selebrasi, hiruk dan pikuknya, perayaan dan pestanya, dapat memberikan makna. Sekarang tergantung kita sendiri, mau memilih bagian mana untuk menghayati Natal ini.
Pesan sentralnya jelas, Yesus dilahirkan sebagai Sang Juru Damai. Pesan gereja jelas, bahwa kita harus bisa menjadi sahabat bagi semua orang. Namun pesan-pesan itu hanya akan menjadi pepesan kosong ketika kita hanya bisa membaca tanpa pernah memberi makna dalam kehidupan nyata.
Saya ingin memilih dekorasi dan pernak-pernik Natal. “Dekorasi Natal adalah Anda, ketika kebaikan Anda adalah warna yang menghiasi hidup Anda”. Saya hanya ingin berbuat kebaikan untuk semua orang karena hidup saya pun berasal dari anugerah kebaikan Tuhan. Maka kebaikan Tuhan wajib saya tularkan kepada semua orang, keluarga, sahabat, kerabat yang saya jumpai setiap hari. Selamat memaknai Natal setiap hari.*** (Leo Wahyudi S)
Photo credit: vaticannews.va
Leave a Reply