Inspiration

KAPAL KERTAS

Alkisah ada seorang gadis kecil sedang bermain di sebuah taman. Di taman itu ada sebuah kolam buatan yang cukup luas. Di tengah kolam ada tanaman dan bunga teratai yang tumbuh menghiasi permukaan air. Gadis itu sedang bermain dengan sebuah kapal-kapalan yang terbuat dari kertas. Dengan girang, gadis kecil itu melepaskan kapal kertas tersebut agar mengapung mengarungi kolam di taman. Gadis itu tertawa sambil melompat kegirangan ketika kapal kertasnya mulai bergerak di permukaan air. Lama-kelamaan kapal kertas itu pun mengapung menuju ke tengah kolam.

Tiba-tiba kapal kertas itu terhenti ketika menyangkut ilalang air di tengah kolam. Sontak gadis kecil itu terkejut. Mukanya langsung berubah. Gadis kecil itu lalu mulai menangis karena kapal kertasnya tidak kunjung lepas dari himpitan ilalang itu. Ia pun menangisi kapal kertasnya yang terhenti di tengah kolam. Melihat gadis kecil yang menangis itu, ada seorang bapak tua merasa iba. Dihampirinya gadis kecil itu. “Ada apa, anak manis? Apa yang bisa Bapak bantu agar kamu tidak menangis?” tanya bapak tua. “Bapak, tolonglah aku. Ambilkan kapal kertasku yang berhenti di tengah kolam itu,” kata gadis kecil sambil terisak.

Bapak tua itu segera mengumpulkan batu-batu kecil yang ada di pinggiran kolam. Kemudian ia mulai melemparkan satu demi satu batu-batu kecil itu di sekitar kapal kertas yang tersangkut di ilalang itu. Melihat apa yang dilakukan bapak tua itu, tangis sang gadis makin menjadi-jadi. Gadis kecil itu marah karena menduga kapalnya bukan ditarik ke pinggir, tetapi justru dilempari batu kecil. Tapi bapak tua itu tetap melempari sekeliling kapal kertas itu dengan batu-batu kecilnya. Lemparan demi lemparan batu itu akhirnya menimbulkan riak air sehingga bergelombang.

Tak lama kemudian, kapal kertas itu pun akhirnya terlepas dari himpitan ilalang air. Kapal itu mulai bergerak perlahan menjauhi ilalang-ilalang air itu. Gelombang air akibat lemparan batu kecil tadi akhirnya membuat kapal kertas mengapung bebas. Kapal kertas itu akhirnya mengapung sampai di ujung kolam. Tangis gadis kecil itu langsung terhenti. Ia kini kembali tersenyum kegirangan meski matanya masih sembab. “Bapak tua yang baik, terima kasih atas pertolongannya!” kata gadis kecil itu.

Dalam kehidupan nyata tak jarang kita juga bersikap seperti gadis kecil itu. Saat menghadapi masalah yang seolah tak terselesaikan kadang kita mudah panik. Hanya melihat sambil menangis tak akan menyelesaikan masalah. Yang bisa kita lakukan hanya berdoa mohon pertolongan Tuhan dengan memaksa sambil menangis dan memaksa.

Saat pertolongan Tuhan datang, kita pun masih belum mengerti. Bahkan kita mungkin makin marah dan memrotes cara Tuhan. Seolah Tuhan makin memperkeruh permasalahan yang kita hadapi. Tuhan melemparkan batu-batu kecil yang membuat air bergelombang. Kehidupan kita pun seolah ditambahi masalah dengan gelombang-gelombang itu.

Kita hanya melihat bahwa cara Tuhan menyelesaikan masalah kita tidak sesuai keinginan kita. Kita tidak mau melihat apa yang akan dihasilkan dari batu-batu kecil yang dilemparkan Tuhan. Kebodohan dan ketidaktahuan kita makin membutakan iman kita. Setelah masalah terselesaikan, barulah kita sadar bahwa batu kecil dan gelombang itu adalah cara Tuhan untuk menyelesaikan masalah kita. Kapal kertas itu sudah lepas dari himpitan ilalang air berkat batu-batu kecil yang dilemparkan Tuhan dalam kehidupan kita. ***(Diadaptasi dari sumber anonim oleh Leo Wahyudi S).

Photo credit: lpmmissi.com

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

Website Powered by WordPress.com.

Up ↑

%d bloggers like this: