Satu setengah tahun lebih dunia menghadapi ganasnya pandemi Covid-19. Selama itu pula seluruh belahan dunia harus berubah, beradaptasi untuk hidup bersama virus mematikan tersebut. Hidup dalam kenormalan baru yang dari segala hal yang dulu dianggap tidak normal. Semua proses ini bukan perkara mudah untuk dijalani. Namun kita semua dipaksa dan terpaksa bahkan memaksakan diri untuk menyesuaikan cara hidup abnormal menjadi normal. Dampaknya mengimbas semua aspek kehidupan.
Tak terkecuali dunia pendidikan. Semua lini, dari para pendidik, peserta didik, karyawan pendidikan, di semua tingkatan harus mengubah pola belajar dan mengajar. Dulu peserta didik selalu bermimpi untuk bisa libur panjang. Tapi sekarang, anak-anak sekolah justru bermimpi untuk bisa pergi ke sekolah, bertemu teman, guru, karyawan. Belajar jarak jauh, belajar dari rumah, pembelajaran jarak jauh, semua menemukan titik jenuh. Bahkan pembelajaran jarak jauh (PJJ) bergeser maknanya ke penugasan jarak jauh lantaran anak-anak sekolah merasa terjejali dengan tugas-tugas sekolah. Sementara para pendidik pun mungkin sudah mulai kehilangan akal, kekeringan gagasan, mati gaya, untuk menyampaikan materi ajarnya.
Situasi semacam inilah yang ingin saya tuliskan untuk mewakili learning loss. Learning loss memiliki banyak pengertian. Hilangnya kesempatan belajar gegara minimnya interaksi luring pendidik dan peserta didik, rendahnya kompetensi peserta didik, hilangnya keterampilan dan pengetahuan dapat memberikan pengertian learning loss. Meskipun sebenarnya ada banyak aspek lain yang mempengaruhi. Ada banyak hal yang hilang dari sebuah proses pendidikan yang seharus memanusiakan manusia. Misalnya, motivasi, kompetensi, emosi, kognisi, pengetahuan, dan masih banyak lagi.
Sebagai orang tua pun saya mengalami learning loss. Kompetensi saya sebagai orang tua yang seharusnya mendidik anak selama pembelajaran dan penugasan jarak jauh pun serasa gagal total. Saya tidak mampu mendongkrak semangat anak saya agar tetap konsisten dalam proses belajarnya secara akademis. Banyak tugas-tugas tidak dikerjakan dengan tanpa beban. Anak saya mungkin sedang mengalami kejenuhan yang amat sangat sehingga membuatnya stres dan apatis. Secara kasat mata, dia mengalami learning loss, karena kehilangan kesempatan untuk menambah pengetahuan. Sengaja membuat blok mental sehingga seolah-olah tidak bisa mengerjakan, merasa bodoh, tak berguna. Bahkan sempat terlontar bahwa sekolah telah membuatnya bodoh dan otak beku. Saya terkejut.
Banyak orang mungkin ikut mengalami learning loss. Kehilangan semangat dan kemampuan untuk berkomunikasi dengan baik. Saya ikut stres dan kehilangan motivasi untuk menyadarkan anak saya yang juga stres. Saya tidak ingin menyalahkan pandemi, meskipun kenyataannya hal ini muncul akibat pandemi. Saya tidak ingin mencari teman atau keluarga yang senasib. Kebetulan, saya menemukan banyak orang tua yang mengalami seperti yang saya alami dan rasakan. Kebetulan pula ada kawan guru yang mengisahkan bahwa ratusan anak lain yang kelakuan dan sikapnya selama belajar dari rumah persis dan bahkan lebih parah dari anak saya.
Saya terdiam dan agak bersyukur, bahwa saya tidak sendirian mengalami hal ini. Minimal saya masih merasa menjadi orang tua normal, meskipun agak gagal. Learning loss dialami banyak orang, tak hanya siswa sekolah, tapi juga mungkin pendidik, orang tua. Saya tidak berani membayangkan ke depan generasi pandemi ini nantinya akan seperti apa kualitasnya.
Tapi saya berjanji dengan diri sendiri untuk terus belajar menyesuaikan diri. Semoga para orang tua dan anak-anak sekolah yang sekarang sedang mengalami learning loss suatu saat akan menemukan learning gain, ketika pengetahuan, keterampilan, kematangan berkembang makin baik. Saya akan terus belajar, karena pasti selalu ada hal lain lagi yang harus dipelajari. Ini pesan Steve Jobs, mantan bos Apple, yang selalu saya ingat.(Leo Wahyudi S)
Gambar diambil dari kalderanews.com
Sebagai pendidik saya mengalami hal tersebut, tapi ambil sisi baiknya banyak ketrampilan baru muncul dengan segala tuntutan keterpaksaan yang akhirnya membuat seseorang mau berusaha mau berubah. Setuju sekali dengan pesan ini “Saya akan terus belajar, karena pasti selalu ada hal lain lagi yang harus dipelajari. ” Apa pun kondisinya kita selalu bersyukur dan tentunya amau belajar. Matur nuwun inspirasinya Pak Leo.
LikeLiked by 1 person
Makasih banyak responnya..Ini refleksi yang positif Bu Fisca..sisi positif itu yang akan memotivasi untuk menuju learning gain..mantap..lanjutkan Bu👍
LikeLike