KOPI PAGI
Suatu pagi seorang suami berkata pada istrinya, “Terima kasih, Jeng. Kopi bikinanmu enak sekali. Pas rasanya.” Tanpa dibuat-buat ungkapan itu menjadi pembuka hari yang indah. Bukan kopinya. Melainkan bahasa jujur dari hati yang terungkap dari pasangan suami istri itu.
Memang sudah menjadi kebiasaan istri dari pasangan itu untuk membuatkan secangkir kopi pagi untuk suaminya yang akan bekerja. Sebenarnya kopi itu bukan berasal dari ramuan istimewa. Hanya sesendok kopi bubuk hitam lalu diberi gula secukupnya. Kemudian campuran itu diseduh dengan air mendidih. Hanya sesederhana itu.
Namun ada kalanya pujian dari suaminya tidak muncul dengan tulus. Atau bahkan tidak memuji sama sekali. Kadang secangkir kopi pagi yang dihidangkan istrinya tidak terasa pas di lidah. Kadang terlalu pahit. Kadang terlalu kental. Kadang pula terlalu manis. Istrinya pun hanya diam tak menuntut pujian. Memang ia sendiri merasakan kopi bikinannya kadang tidak seperti biasanya.
Setelah dirunut, ternyata ada satu hal mendasar yang membuat kopi pagi bikinannya mengundang pujian suaminya. Ia meracik kopi dan menyeduhnya dengan sepenuh hati. Adukannya pun dengan sendok ketulusan. Cangkirnya adalah wadah kasih. Harumnya pun semerbak. Menebarkan aroma ketenangan dan cinta.
Sebaliknya, saat suaminya tidak merasakan kopi yang enak, istrinya merasa ada yang salah. Biasanya itu terjadi saat suasana hatinya sedang galau. Ada ganjalan, kejengkelan dan ketidaktulusan dalam membuat kopi pagi. Aromanya pun menebarkan bau kekesalan dan kemarahan.
Meski saat ini kopi sedang naik daun, tak jarang pula orang memberi konotasi negatif pada kopi. Tapi, para peneliti menemukan efek positif dari kandungan kafein dalam kopi. Kafein ternyata justru menambah kecepatan berpikir, menghilangkan rasa kantuk dan kelelahan. Kafein juga meningkatkan sensor rangsang dan reaksi motorik seseorang. Yang jelas, kafein dalam secangkir atau dua cangkir kopi itu dapat mempercepat detak jantung dan melebarkan pembuluh darah. Akibatnya orang yang meminum kopi terasa lebih segar dan bersemangat.
Memang tidak dipungkiri kafein dapat pula berefek negatif apabila tubuh menyerap kafein yang berlebihan, karena bisa kecemasan dan kegelisahan kronis. Orang akan lekas marah, tidak dapat tidur dan diare. Bahkan jika kandungan kafein berlebihan, akan meracuni tubuh.
Dari yang saya alami dan rasakan, kafein yang berasal dari hati justru akan memberi efek jangka panjang yang luar biasa. Melakukan atau membuat sesuatu, sekecil apapun, apabila dilakukan dengan hati yang tulus tentu akan menghasilkan kopi yang beraroma cinta. Regukan kopi yang dipenuhi oleh kebersihan hati dan kasih akan membuat siapapun yang mencecapnya tertular kafein cinta. Yang jelas, aura cinta itu ikut terseduh dalam secangkir kopi pagi penuh cinta. Kafeinnya akan membuka pembuluh-pembuluh hati sehingga memperlancar arus kedamaian dan ketulusan. Kopi cinta sungguh bermanfaat bagi kesehatan jiwa dan pikiran. Kesegaran dan energi kedamaian itulah yang akan mengusir segala bentuk penyakit manusia. Pagi demi pagi pun akan terasa indah dengan secangkir kopi mantap penuh cinta. *** (Leo Wahyudi S)
Photo credit: Leo Wahyudi S
Leave a Reply