Inspiration

SUDAHKAH KITA MERDEKA? 

Tema Hari Ulang Tahun Kemerdekaan ke-78 RI pada 17 Agustus 2023 ini adalah “Terus Melaju Untuk Indonesia Maju”. Tema ini merefleksikan semangat bangsa Indonesia untuk terus melanjutkan perjuangan dan pembangunan, berkolaborasi bersama memanfaatkan momentum untuk mewujudkan Indonesia maju.

Pertanyaan selanjutnya, selain negeri yang sudah merdeka, apakah diri kita sudah hidup secara merdeka di alam kemerdekaan ini? Bagaimana Indonesia maju kalau orangnya hanya sekedar melaju tanpa sadar bahwa dirinya belum merdeka sepenuhnya? 

Para bapak bangsa bersusah payah dan menyabung nyawa demi negeri ini agar merdeka dari tekanan dan kekuasaan para penjajah. Para pahlawan rela kehilangan hidupnya demi negeri ini agar merdeka. Perjuangan mereka pun tak sia-sia. Indonesia akhirnya merdeka penuh.

Tapi setelah ulang tahun ke-78, apakah negeri ini benar-benar merdeka dari penjajahan ekonomi, budaya, sosial, politik? Saya rasa belum sepenuhnya. Apakah masing-masing dari kita sebagai bagian dari 278 juta penduduk Indonesia ini sudah benar-benar merdeka? Saya yakin belum semuanya. 

Mari kita renungkan apa yang dikatakan oleh Peter Marshall, seorang pengkhotbah dari Amerika. Kebebasan atau kemerdekaan itu bukan hak untuk melakukan apa pun yang membuat kita senang. Tapi kebebasan itu merupakan kesempatan bagi kita untuk melakukan apa yang baik dan benar. Ini kurang lebih yang dikemukakan oleh Marshall. 

Fenomena yang terjadi sekarang, orang memiliki banyak kesempatan untuk melakukan apa yang membuatnya senang, sekalipun itu harus mengorbankan orang lain, atau bahkan diri sendiri dengan cara konyol. Misalnya, orang yang ingin membuat konten dengan “menabrakkan diri” pada truk yang sedang berjalan. Atau konten media sosial lain yang aneh-aneh dan membahayakan nyawa agar bisa viral. Kalau viral, maka akan banyak like dan follower-nya. Makin banyak, makin eksis dan cuan pun mengalir. Padahal pelakunya mungkin tidak bisa menikmati kontennya yang viral, karena sudah mati sia-sia. Konyol benar.

Kita belum merdeka dari penjajahan ilusi pikiran yang kita ciptakan sendiri. Kita belum merdeka dari penjajahan media sosial dan budaya hedonistik, budaya pamer atau bahasa kerennya flexing. Bahkan budaya sadis tawuran pun dipertontonkan agar mendapat pengakuan. Begitu tidak mendapat pengakuan dari orang lain atau warga net, lalu kena mental. Depresi, lalu bunuh diri. Kita belum merdeka dari penjajahan mental ciptaan kita sendiri.

Ada banyak sekali daftar dosa yang mengkhianati kemerdekaan di negeri ini kalau mau dicari. Semuanya memprihatinkan, karena kadang sulit untuk masuk nalar manusia normal. Ada pemuka agama yang menjadi predator seks muridnya, anak membunuh orang tuanya, majikan dimutilasi, pembantu disetrika dan disiksa. Kemanusiaan hilang dan digantikan dengan naluri agresif dan hukum rimba, yang kadang melebihi binatang. Inikah yang disebut manusia merdeka? 

Kalau Indonesia mau maju, marilah kita isi kemerdekaan ini dengan membangun kesadaran jati diri sebagai manusia yang merdeka dan bebas. Merdeka dari pikiran jahat, dengki, dendam, iri hati, serakah, nafsu menguasai. Merdeka berarti sebuah kesempatan untuk melakukan banyak hal dengan pikiran positif, rasa cinta, perhatian, kepedulian pada sesama. Kita mulai bersikap positif dengan diri kita sendiri dengan menjinakkan pikiran-pikiran serta nafsu liar kita. Kalau ini bisa dilakukan, maka kebebasan atau kemerdekaan akan menjadi oksigen jiwa yang welas asih. 

Ada orang bilang, rahasia untuk bahagia itu adalah kemerdekaan. Dan, rahasia untuk mencapai kemerdekaan itu adalah keberanian. Hanya jiwa yang berani dan sadar yang akan merdeka dan bahagia. Kita perlu keberanian untuk membangun kesadaran itu dari diri kita. Ketika makin banyak manusia Indonesia yang sadar dengan jati dirinya, maka akan terbangunlah kesadaran kolektif. Dengan kesadaran dan kewarasan kolektif, lambat laun, tema “Terus Melaju untuk Indonesia Maju” niscaya akan terwujud.

Dirgahayu Kemerdekaan Indonesia ke-78. Mari kita isi kemerdekaan dengan menemukan kesadaran diri agar hidup lebih berarti.***(Leo Wahyudi S)


Foto dari https://www.jawapos.com/nasional/011818631/makna-tema-dan-logo-hari-kemerdekaan-republik-indonesia-ke-78-berikut-download-resmi-dari-pemerintah  

Leave a comment

Website Powered by WordPress.com.

Up ↑