Writing Tips

IDENYA DARI MANA?

Everybody walks past a thousand story ideas every day. The good writers are the ones who see five or six of them. Most people don’t see any.

Orson Scott

Saya mengandaikan Anda sudah membangun rasa penasaran untuk bisa menulis sesuatu. Ada motivasi dan mungkin passion dalam diri Anda. Ini modal dasar yang luar biasa yang akan menjadi bahan bakar dalam proses agar Anda bisa menulis.

Pertanyaan yang muncul spontan adalah, idenya dari mana? Aku tidak punya ide mau nulis apa. Sulit mencari ide atau gagasan. Ini sederet pertanyaan dan keluhan klasik dari orang yang ingin menulis tapi tidak tahu mau menulis apa. Tidak salah. Bahkan wajar. Ide adalah gagasan dasar yang menjadi roh penggerak seseorang untuk bisa menuliskan sesuatu.

Tidak usah pusing. Ide datang dari mana saja. Dalam 24 jam hidup kita, semua orang mengalami dan berjalan bersama ribuan gagasan untuk bisa dituliskan dalam sebuah cerita. Penulis yang baik akan dapat menangkap lima atau enam dari antara sekian ribu gagasan yang berseliweran dalam hidupnya.

Kalau Anda tidak percaya, ini karena Anda tidak menganggapnya sesuatu yang penting. Tetapi ketika Anda menyadari bahwa Anda sedang penasaran dan mencari gagasan untuk menulis, Anda pasti akan ketemu dan menangkap satu atau dua gagasan dari ribuan gagasan dalam keseharian Anda. Inilah proses kreatif dalam menulis. Percayalah, ide atau gagasan itu sangat dekat dengan keseharian kita.

Coba, mulai sekarang aktifkan panca indera Anda. Dari sanalah sumber gagasan itu muncul. Panca indera itulah yang bisa menyaring ribuan gagasan yang lewat. Latihlah panca indera Anda untuk menangkap gagasan. Lalu tuliskan.

Indera penglihatan akan menuntun Anda untuk mengamati, melihat segala peristiwa kehidupan yang Anda jalani. Tangkaplah satu atau dua yang menarik dari apa yang Anda lihat. Entah itu gambar, video, film, peristiwa atau apapun yang masuk dalam ranah visual Anda.

Indera pendengaran akan membawa Anda masuk ke dalam lautan suara yang selalu Anda dengar dalam kehidupan sehari-hari. Anda mendengar musik, orang berbicara, suara burung, suara air, suara sirine, suara orang menggosip, suara orang marah, dan masih banyak lagi suara yang Anda dengar. Cobalah tangkap dan dengarkan, bukan dengar, satu atau dua dari lautan suara itu. Mendengarkan apa yang Anda dengar akan menjadi ide yang layak untuk dituliskan.

Indera penciuman adalah hal yang gampang. Apa yang Anda cium dalam keseharian Anda bisa menjadi ide tulisan. Bau itu bisa yang wangi dari seorang gadis atau pria tampan yang lewat, bau keringat apek para pekerja, bau amis, bau masakan enak yang menggoda selera, bau bangkai tikus yang menyebalkan di rumah, atau bau yang mengingatkan sakit hati Anda seseorang. Semua bisa menjadi ide untuk Anda tuliskan.

Indera pengecap ini biasanya adalah penyuka wisata kuliner. Ketika lidah mencecap masakan beraneka bentuk dan rasa, maka akan timbullah sensasi dan reaksi kita. Rasa-rasa asam, pedas, asin, manis, rasa rame, rasa hambar bisa menjadi gagasan yang layak Anda angkat dalam sebuah tulisan.

Indera peraba datangnya dari kemampuan kulit kita untuk merasakan apa yang di luar tubuh kita. Kita bisa merasakan panas, dingin, lembab, gerah, lengket, licin. Sensasi yang timbul dari indera peraba kita juga bisa memancing proses kreatif kita untuk memunculkan ide yang bagus untuk ditulis. Misalnya, ketika kita tidak sengaja bersenggolan kulit dengan seorang aktris cantik. Ada sensasi dan reaksi yang bikin wow yang pantas untuk diungkapkan melalui tulisan.

Percayalah, ide untuk menulis itu sangat dekat dengan kehidupan kita. Kita tinggal menangkapnya, lalu menuliskannya. Jadi, tidak ada alasan lagi bahwa menulis itu sulit karena idenya tidak ada. Paulo Coelho mengatakan, “Air mata adalah kata-kata yang harus dituliskan.” Silakan Anda memaknai kata-kata indah tersebut.*** (Leo Wahyudi S)

Photo credit:123RF.com