Inspiration

DOA YANG HIDUP AKAN MEMBUAT TAKJUB

Saya teringat ketika saya datang ke Jakarta pertama lebih dari 20 tahun silam. Saya dipertemukan dengan teman-teman yang berasal dari Jogja. Sebuah keuntungan besar untuk mengawali hidup di rimba ibukota. Salah satu teman baru itu, sebut saja Nggono.

Ia datang ke Jakarta karena sebuah mimpi besarnya untuk menjadi seorang kru kapal pesiar mewah di luar negeri. Ia ingin bekerja di kapal dan dibayar sambil melanglang dunia. Impiannya begitu kuatnya sehingga setiap hari yang ada di pikirannya adalah kapal pesiar. Segala sikap, perkataan, perbuatan, dan bahkan doa-doanya pun adalah pengejawantahan dari mimpinya. 

Mimpi itu dari hari ke hari makin tumbuh membesar, hingga jadi obsesi. Nggono sangat terobsesi dengan kehidupan di kapal. Pembawaannya pun selalu rapi, tertib, seolah ia sudah menjadi kru kapal pesiar bergengsi. Tutur katanya pun ikut menyesuaikan impiannya. Pembicaraan sehari-hari pun selalu dipenuhi dengan optimisme bahwa mimpinya suatu hari akan terjadi. 

Saya selalu menjadi saksi yang menemani mimpi dan obsesinya. Tak terasa, sudah bertahun-tahun kini kariernya makin melejit di dunia kapal pesiar mewah. Ia sudah berkeluarga dan selalu menjalani kehidupannya dengan gembira, sekalipun harus berpisah berbulan-bulan dengan orang-orang yang dicintainya. Semua demi mimpinya ia perjuangkan selama bertahun-tahun. 

Terus terang saya belajar banyak dari sahabat saya itu. Saya belajar bagaimana cara menghidupi mimpi dan obsesi dengan keteguhan. Penolakan, direndahkan, disepelekan, hidup miskin, pun dilakoninya dengan ikhlas demi sebuah mimpi. Bayangkan, di balik penampilan necisnya kala itu di Jakarta, ternyata ia hanya punya celana bahan satu yang selalu dipakai setiap hari sampai berbulan-bulan. Ia rela menjalani semua itu tanpa pernah merasa malu. 

Senyumnya, pembawaannya yang elegan, dan kadang seperti priayi dapat mengelabui orang kalau sebenarnya itulah pakaian satu-satunya yang ia miliki untuk tampil resmi setiap hari. Semuanya demi mengejar mimpi. Dan, saya bangga hingga sekarang melihat mimpinya sudah jadi kenyataan hidupnya yang berpindah-pindah negara. 

Kisah Nggono mengingatkan kisah Wright bersaudara yang pada 1903 berhasil menerbangkan pesawat buatannya. Sejak itulah cikal bakal pesawat terbang dikembangkan. Pada mulanya imajinasi dan mimpi Wright itu dicemooh dan direndahkan orang. Impian mereka dianggap tak masuk logika.

Imajinasi dan mimpi adalah kekuatan kreatif Sang Pencipta yang ada dalam diri semua manusia. Imajinasi kita sebenarnya adalah daya cipta yang hebat. Para pemimpi itu mengasumsikan impian mereka sudah terpenuhi terlepas dari apa yang tidak nyata, dan bahkan melampaui logika. 

Neville Goddard, pakar manifestasi, mengatakan bahwa dalam kehidupan ini, kita semua adalah aktor yang memainkan peran kita dalam drama ilahi. Namun, berapa banyak dari kita yang benar-benar memahami kekuatan yang kita miliki untuk membentuk realitas kita? Seberapa sering kita membiarkan suara akal sehat dan logika membayangi  dan mengganggu mimpi imajinasi kita?

Seperti teman saya tadi, doa yang ia panjatkan bukan lagi sekedar kata-kata. Doanya sudah menyatu dalam hidupnya sehari-hari. Ia percaya diri karena ia yakin dan punya iman kuat. Imannya adalah meyakini suatu kepastian yang bahkan melampaui keterbatasan indera fisik. Saat kita benar-benar beriman dan percaya, kita tidak perlu lagi bukti yang terlihat untuk mendukung iman itu. Iman kitalah bukti sesungguhnya untuk mewujudkan mimpi. Inilah doa yang hidup. 

Saya menulis buku tentang Doa yang Menggetarkan Langit. Dalam buku ini, saya tidak hendak mengajari atau merusak ajaran agama mana pun. Saya hanya ingin membagikan sebuah rahasia tentang cara berdoa secara universal yang dapat diterapkan pada agama apa pun. Doa sesungguhnya adalah cara menerapkan hukum manifestasi yang digerakkan oleh asumsi bahwa seolah-olah kita sudah menerima dan mendapatkan apa yang kita impikan. Doa itu adalah soal getaran rasa syukur, pikiran yang positif, dan iman yang utuh pada sesuatu yang belum terbukti. 

Saya yakin sekali bahwa Tuhan dan Semesta dengan segala kelimpahannya selalu terbuka dan murah hati. Ia ingin memberikan semua milikNya pada kita. Persoalannya adalah kesalahan cara kita saat memintanya. Semua sudah siap diberikan setiap detik. Namun kita kadang justru memberi kekuatan pada keraguan, ketakutan, dan kekhawatiran. Ironisnya, di mulut kita mengklaim diri sebagai orang beriman. 

Semua pasti punya mimpi dan harapan. Dan mimpi tersebut selalu didoakan agar segera dikabulkan. Ketika kita hidup sebagai sebuah doa yang seolah sudah dikabulkan, maka sejatinya kita sedang mendatangkan keajaiban dan mujizat yang menakjubkan. Persis seperti yang kita impikan dan persis seperti kisah teman saya tadi. Kalau Anda tertarik, salakan dapatkan bukunya di sini. Selamat berdoa dengan benar. ***

Leave a comment

Website Powered by WordPress.com.

Up ↑