Inspiration

TAKUT KEHILANGAN 

Dalam kehidupan tidak jarang kita dipenuhi rasa khawatir akan kehilangan. Kita merasa sangat takut kehilangan sesuatu yang kita miliki. Mungkin itu pekerjaan impian, hubungan yang berharga, uang, keluarga, atau bahkan barang kesayangan. Dari rasa takut kehilangan inilah muncul istilah cemburu, rasa memiliki berlebih, karena khawatir kalau orang yang kita sayangi terlepas. Rasa takut ini sering kali datang seperti bayangan, membuat hati kita terasa tercekik dan cemas. Inilah yang disebut keterikatan.

Ada perbedaan besar antara menghargai sesuatu dan merasa terikat padanya. Anggaplah kita punya balon yang sangat cantik. Penghargaan dan rasa syukur itu seperti mengagumi keindahan balon itu, warnanya yang cerah, dan betapa senangnya kita memilikinya. Perasaan kita murni, penuh dengan kegembiraan. Ini adalah keadaan cinta yang penuh penghargaan, tanpa harus takut kehilangan balon.

Namun, keterikatan adalah saat kita menggenggam erat tali balon itu, takut terlepas dan terbang. Kita cemas balon itu akan terbang menjauh, atau takut ada orang lain akan mengambilnya. Genggaman kita terlalu kuat, sehingga yang kita rasakan bukan lagi kegembiraan, melainkan ketakutan. Bahkan saking kuatnya, tangan kita sampai sakit karena talinya kita ikat kuat-kuat.

Analogi ini berlaku untuk setiap keinginan dalam hidup kita. Saat kita ingin mendapatkan sesuatu, entah itu pasangan, pekerjaan, atau kesuksesan, rasa penghargaan dan syukur akan menariknya lebih dekat. Kenapa? Karena energi yang kita pancarkan adalah energi positif, penuh dengan keyakinan dan kebahagiaan. Kita bersyukur seolah-olah hal itu sudah menjadi milik kita, dan rasa syukur itu menjadi magnet.

Sebaliknya, keterikatan justru akan menjauhkan apa yang kita inginkan. Jika Anda merasa takut tidak mendapatkan apa yang diinginkan, atau takut kehilangan apa yang dimiliki, energi yang keluar adalah energi ketakutan. Ketakutan itu menciptakan jarak, seolah kita mendorong pergi apa yang kita dambakan. Kita menciptakan skenario terburuk di pikiran kita, dan energi negatif itu sering kali menjadi kenyataan. Maka tak jarang, apa yang kita takutkan justru itu yang terjadi pada kehidupan kita.

Dalam ajaran Buddha selalu dikatakan bahwa segala sesuatu di dunia ini tidak kekal. Kita tidak boleh mengikatnya terlalu kuat. Hidup itu adalah perubahan. Dan, perubahan itu mengharuskan kita untuk melepaskan keterikatan dan genggaman. Contoh sederhana adalah saat kita bernapas. Kita menarik napas, maka kita harus membuangnya, melepaskannya. Kalau ditahan dan tidak dilepas, lama kelamaan kita mati. Harta, kuasa, keluarga pun harus dilepas demi sebuah perubahan dan proses kehidupan. 

Lalu, bagaimana cara melepaskan genggaman itu? Kuncinya ada pada rasa syukur. Alih-alih fokus pada ketakutan kehilangan, alihkan perhatian Anda pada apa yang sudah Anda miliki saat ini, dan hargailah setiap momennya. Rasa syukur itu melepaskan keterikatan dan itu justru akan menarik kelimpahan. 

Jika Anda takut kehilangan pekerjaan, ubah ketakutan itu menjadi rasa syukur atas kesempatan yang Anda miliki untuk belajar dan berkembang di sana. Jika Anda takut kehilangan seseorang, ubah ketakutan itu menjadi rasa syukur atas kehadiran mereka dalam hidup Anda, dan hargailah setiap detik kebersamaan bersamanya. Sebaliknya, rasa takut kehilangan justru akan membuat kita kehilangan. 

Kita harus terus melatih diri untuk beralih ke keadaan penghargaan dan syukur, hingga rasa takut itu memudar. Kita tidak boleh takut melepas keterikatan, agar terjadi perubahan. Dengan demikian, Anda akan merasakan kelegaan yang luar biasa. Ingat, saat kita melepaskan, semesta punya cara untuk memberikan yang terbaik. Karena cinta dan syukur adalah jembatan menuju kelimpahan, bukan genggaman erat yang penuh ketakutan. Jadi, jangan takut kehilangan. Lepaskan keterikatan. *** 

Foto dari https://www.dreamstime.com/photos-images/holding-tight.html

6 thoughts on “Inspiration

Add yours

  1. apik iki Ndul untuk membedakan rasa memiliki dalam lingkup keterikatan dan rasa memiliki dalam lingkup syukur… keren lah..

    salam njegog… guk…guk..

    Liked by 1 person

Leave a comment

Website Powered by WordPress.com.

Up ↑