Pernahkah kita bangun pagi dengan perasaan yang entah kenapa terasa berat, lesu, dan membuat enggan bergerak? Kamar tidur seolah dipenuhi kabut dingin yang membuat kita malas untuk beranjak. Seolah ada awan kelabu yang menggantung di atas kepala kita. Pekerjaan menumpuk, tagihan menunggu, dan rasanya ada saja yang kurang. Dalam momen seperti ini, rasanya sulit sekali untuk tersenyum.
Tapi, bagaimana kalau kita coba sebuah ‘trik’ kecil? Luangkan waktu, cuma lima menit saja, untuk benar-benar merenungkan dan mendaftar semua hal yang kita syukuri. Mulai dari yang paling sederhana: kita masih bisa bernapas, mata kita bisa melihat indahnya mentari pagi, atau secangkir kopi hangat yang kita pegang. Kemudian, setelah menyadari semua itu, ucapkan lirih atau dalam hati, “Terima kasih Tuhan.” Coba rasakan perasaan syukur itu menyebar di dalam hati.
Percaya atau tidak, saat kita mulai fokus pada rasa syukur, ada sesuatu yang ajaib terjadi pada diri kita. Analoginya sederhana saja. Bayangkan hati kita adalah sebuah wadah. Kalau kita terus-menerus mengisinya dengan keluhan dan kekurangan, wadah itu akan penuh terisi sampah busuk dan bau. Wadah itu akan terasa berat dan sesak. Tapi, saat kita mulai mengisinya dengan rasa syukur, seolah-olah wadah itu terisi penuh dengan bunga-bunga wangi. Rasanya menjadi ringan dan memancarkan keharuman.
Banyak kaum spiritualis yang mengatakan bahwa sesungguhnya ungkapan atau kata syukur itu adalah kunci yang dapat membuka gerbang harta karun Semesta. Kata syukur itu menjadi sebuah akses atau password menuju keajaiban dan kelimpahan.
Ini bukan sekadar teori, tapi sudah banyak yang merasakannya. Syukur meningkatkan frekuensi batin. Ketika frekuensi kita menjadi tinggi karena dipenuhi dengan rasa syukur, kebahagiaan dan cinta, maka kita akan menjalani hari dengan senyum di wajah. Kita akan membawa energi positif ke mana pun kita pergi, memengaruhi orang di sekitar kita. Mungkin kita akan tersenyum pada penjual kopi dan membuat harinya lebih baik. Atau kita akan memberikan kata-kata semangat kepada teman yang sedang lelah. Tanpa disadari, kita menjadi magnet kebaikan.
Yang lebih luar biasa lagi, saat kita menjalani hidup seperti ini, hal-hal baik akan datang dengan sendirinya. Mungkin ada peluang pekerjaan yang tiba-tiba muncul, atau bantuan yang datang di saat kita paling membutuhkan. Rasanya seperti semesta berkonspirasi untuk menyenangkan kita. Ungkapan syukur sejatinya bisa mengubah hari-hari yang biasa menjadi hari yang penuh syukur, mengubah rutinitas pekerjaan menjadi kegembiraan, dan mengubah kesempatan biasa menjadi berkah luar biasa.
Mengapa bisa begitu? Karena ketika kita penuh rasa syukur, kita tidak fokus pada kekurangan, melainkan pada kelimpahan. Pikiran kita menjadi lebih jernih dan terbuka untuk melihat peluang yang selama ini mungkin terlewat. Kita berhenti mengejar apa yang tidak ada, dan mulai menghargai apa yang sudah ada. Mata hati pun mulai terbuka dan melihat apa yang sudah dipunya, bukan apa yang belum ada.
Tidak ada salahnya kita melatih untuk mengungkapkan syukur yang tulus dari hati, bukan sekedar di mulut. Silakan mengambil buku catatan atau ponsel Anda, dan tulis setidaknya tiga hal yang membuat Anda layak bersyukur. Rasakan sensasi positif itu. Silakan menghitung berkah yang Anda terima, alami, dan rasakan, maka hidup Anda akan berubah.
Ini bukan tentang menunggu kebahagiaan datang, tetapi tentang memilih untuk bahagia dengan bersyukur di setiap momen. Karena ketika kita bersyukur, hidup kita akan dipenuhi keajaiban, bahkan sebelum kita memintanya. Mari kita mulai menciptakan keajaiban-keajaiban hidup mulai hari ini.***

wow keren sekali Ndul.. koe menarasikan dengan baik dalam rangkaian kalimat dan paragraf yang sederhana dan bermakna… aku yo wis ngrasakke hal² demikian.. salam njegog.. guk..guk..
LikeLiked by 1 person