Inspiration

BERBAIK HATI PADA DIRI SENDIRI

Kemarin saya berdiskusi dengan anak saya. Ia mendapat tugas kuliah dari dosennya untuk membuat presentasi tentang mencintai diri sendiri. Untung anak saya langsung menangkap gagasan itu sebagai sesuatu yang menarik. Diskusi kami berdua tentang mencintai diri sendiri menjadi sebuah permenungan hidup yang cukup dalam yang sering terabaikan dalam hidup kita sehari-hari. 

Tuntutan jaman dan segala konsekuensi hidup di abad modern ini membuat kita lupa diri dan lupa pada diri sendiri. Ada banyak contoh sederhana yang dekat sekali dan bahkan menjadi bagian dari keseharian hidup kita. Kita meyakini prinsip ekonomi, meski tanpa kita sadari. Kita selalu ingin mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya dengan pengeluaran yang sekecil-kecilnya. 

Betapa kita menjiwai prinsip tersebut dalam menjalani hidup kita. Pada praktiknya, kita menguras energi dan kemampuan kita untuk mendapatkan kesuksesan dalam hidup finansial, karir, jabatan, pengakuan. Kita mencurahkan segala tenaga, pikiran, hati, dan bahkan materi untuk memperjuangkan sesuatu yang kita impikan. Sedemikian hebat dan kerasnya perjuangan sampai kita melupakan diri kita, tubuh kita, hati dan mental kita. 

Banyak orang yang sangat, dan bahkan teramat baik dan setia pada orang lain. Tapi dengan dirinya sendiri mereka abai dan tidak peduli. Mereka tidak peduli dengan kesehatan, dengan tubuh mereka. Mereka rela menjadi budak pada orang lain, tetapi dengan diri sendiri menjadi penguasa yang lalim dan kejam. 

Dalam dunia bisnis, kita banyak melihat para karyawan seolah hidup dengan setengah sadar dan setengah hidup. Tubuh mereka penuh dengan sel-sel mati dan racun karena pola hidup, pola pikir, dan kebiasaan buruk yang merusak. Tubuh mereka menjerit dengan memberi tanda, tapi tetap saja mereka tidak peduli, karena merasa itu adalah bagian dari loyalitas dan komitmen mereka. Apa yang mau dicapai kalau stamina drop dan badan jatuh sakit?

Apa yang kita dapatkan dari semua tindakan itu? Mental jeblok. Kesehatan pun memburuk. Karena kita lupa untuk menghargai dan mencintai diri kita, tubuh kita, mental kita. Kita mungkin percaya, bahwa kalau kita tidak mencintai sesama, itu adalah dosa. Padahal, kalau kita tidak mencintai diri kita pun itu adalah dosa besar karena telah membiarkan mental dan tubuh kita sendiri rusak dan kita tidak peduli. 

Kondisi itu tanpa kita sadari menciptakan ketidakseimbangan yang membuat hidup kita kehilangan proporsi. Alhasil orang lalu stres, asam lambung naik, tekanan darah tinggi, selera makan hilang, lalu jatuh sakit. Sebagian lagi lari mencari hiburan semu. Sebagian dipuaskan dengan alkohol, rokok, dan bahkan obat-obatan.

Kebetulan saya membaca buku Orison Swett Marden yang berjudul Be Good to Yourself. Inilah yang mengingatkan kita semua bahwa kita telah menjadi penguasa kejam dan lalim pada diri kita sendiri atas nama perjuangan hidup atau perjuangan mimpi.  

Kita harus mulai menyadari bahwa dalam hidup, efisiensi dan keseimbangan adalah hal yang penting. Kita yakin bahwa waktu dan energi adalah sesuatu yang berharga. Tubuh kita jauh lebih berharga. Kita harus mencintai tubuh kita, berbaik hati pada diri kita sendiri. Tubuh kita punya mekanisme yang luar biasa, bahkan keajaiban hidup dapat kita ciptakan dari mekanisme luar biasa ini. Inilah modal keberhasilan kita yang teramat berharga.

Namun kita selalu lupa menghargai keilahian yang ada dalam diri kita. Ada sesuatu yang ilahi yang luar biasa kekuatannya jika dihargai dan dicintai. Manusia adalah salinan kecil Tuhan yang tak terbatas kehebatannya. Ini adalah kemuliaan yang luar biasa bagi manusia. “Sekecil apa pun diri saya, saya merasakan Tuhan di dalam diri saya,” kata Victor Hugo, seorang sastrawan Prancis pada abad 19. 

Sayangnya sebagian besar dari kita tidak merasakan Tuhan atau kekuatan ilahi di dalam diri kita. Kita tidak menyadari kekuatan dan kemampuan kita sendiri sejati. Kita kehilangan keilahian kita. Kita hidup dengan indera hewan dan budak yang sering melupakan diri sendiri. Kita lupa mencintai dan berbaik hati pada diri sendiri. Kita sering rela untuk merangkak kesakitan, padahal kita bisa terbang, karena ada kemampuan ilahi dalam diri kita. Inilah saatnya bagi kita untuk berbaik hati pada tubuh kita, karena ia juga perlu dicintai dan didengarkan.*** 

Foto dari https://www.lisakohnwrites.com/2023/08/21/how-do-you-learn-to-love-yourself-2-2/

One thought on “Inspiration

Add yours

Leave a comment

Website Powered by WordPress.com.

Up ↑