Beribu-ribu kata terdaras
Mulut berkomat-kamit
Mata terpejam erat
Jari menari-nari di sebulir tasbih
Merunut dan meruntut bait doa
Beratus-ratus desibel suara terdengar
Mulut menganga untuk pelantang teriakan
Berlomba bak toa
Meneriakkan hapalan-hapalan kuno
Berpuluh-puluh angka dalam tangga nada
Berlomba menjadi nyanyian pujian
Dilantangkan syahdu berbareng sorak
Diiringi alunan musik nan deru
Berjuta-juta orang berjejal
Berebut hikmat terdepan
Dalam madah pujian dan pelayanan
Mendengung bak jutaan lebah yang siap menyergap bebungaan
Melihatkah Tuhanmu?
Mendengarkah Tuhanmu?
Tersanjungkah Tuhanmu?
Banggakah Tuhanmu?
Dan…
Apakah kau temukan Tuhanmu yang kau cari?
Tuhanmu tak butuh semua itu
Tuhanmu akan ketakutan
Tuhanmu akan bersembunyi
Lalu
Di mana gerangan Tuhan yang kau cari?
Tuhanmu hanya mencari
Dan akan menyambut dengan pelukan hangat
Kepada keheningan dan kesunyian
Pada mereka yang suwung, kosong, tepekur lepas dari belenggu ribuan kata
Karna ribuan kata doa
Hanya membuat lidahmu kelu tanpa makna
Ribuan halaman hapalan
Hanya membuat kepalamu beku tanpa budi
Ratusan nada pujian
Hanya membuat telinga pekak
Teriakan mulut nyaringmu
Hanya melumuri matamu sampai buta
Tuhanmu tak perlu kau cari
Dia tak jauh
Bahkan teramat dekat
Dia bersahabat dengan kesunyian
Karna Dia bersama setiap helai tarikan dan hembusan nafasmu.*** (Leo Wahyudi S)

Leave a comment