Inspiration

BERSYUKUR, CARA DETOKS ALAMI

Suatu ketika seorang sahabat menceritakan kegundahan hatinya ke saya. Ia pusing dengan adiknya yang sudah lulus kuliah tapi tak kunjung bekerja. Hidupnya seolah berjalan di tempat. Padahal adiknya itu punya kemampuan dan kepandaian. Konon katanya ia sibuk menyalahkan masa lalu dan keluarganya. Ia mengalami depresi dan kecemasan akut yang diciptakannya sendiri. Ironisnya, ia justru menikmati dalam penjara mental buatannya. 

Segala upaya sudah dilakukan kakak-kakaknya. Tapi sia-sia. Ia selalu berhenti pada masa lalunya. Ia tidak pernah membuka pintu penjara mentalnya itu. Ia menikmati pikirannya yang penuh paradoks. Ia ingin bekerja, tapi ia merasa tak layak. Sampai akhirnya sahabat saya mengatakan kalau adiknya ini sudah sulit untuk ditolong, karena ia tak mau menolong dirinya sendiri.

Saya lalu iseng membaca tulisan hasil penelitian ilmiah yang mengatakan bahwa bersyukur bisa melepaskan emosi-emosi beracun. Seperti judul di atas, bersyukur menjadi cara alami untuk detoks racun emosi. Penelitian pada 2018 membuktikan bahwa bagian dari otak, hippocampus dan amygdala, yang bertanggung jawab untuk mengatur emosi, memori, dan fungsi tubuh, ternyata dapat diaktifkan dengan perasaan bersyukur. 

Rasa syukur ternyata menjadi cara efektif untuk melepaskan hormon stres dan meningkatkan emosi positif seperti kegembiraan, kebahagiaan, kesenangan. Hormon kortisol atau hormon stres berkurang ketika ada rasa syukur. Bahkan penelitian itu mengatakan bahwa komitmen untuk mengucap syukur setiap hari akan mengurangi emosi-emosi negatif. Ungkapan syukur itu menjadi cara alami untuk detoks atau penghilang stres pikiran dan tubuh. Mereka yang pandai bersyukur ternyata memiliki fungsi jantung yang lebih baik dan punya ketahanan yang bagus terhadap emosi negatif. 

Rasa syukur dapat mengelola stres dengan lebih baik karena punya cara yang gampang untuk menyesuaikan diri. Hasilnya adalah emosi positif seperti kepuasan, kebahagiaan, dan kesenangan. Jadi rasa syukur membangun kekuatan dari dalam untuk melawan stres dan ketahanan emosi. Rasa syukur menjadi obat anti depresi alami yang mirip dengan pengobatan kalau dipraktikkan setiap hari. 

Dalam penelitian lain dikatakan bahwa saat kita mengungkapkan rasa syukur, maka otak kita akan melepaskan dopamin dan serotonin, yaitu sang pembawa pesan (neurotransmitter) antar neuron ke jaringan tubuh kita sehingga kita merasa sehat, gembira, senanga, bahagia. Dengan senyawa kimia itu perasaan kita jadi muncul rasa bahagia dari dalam diri kita. Rasa syukur itu jika dilatih terus akan menyuntikkan emosi positif dan rasa bahagia sehingga tubuh menjadi sehat jasmani maupun rohani. 

Secara ilmiah sudah dibuktikan bahwa rasa syukur itu memiliki banyak manfaat. Bersyukur bisa melepaskan emosi toksik atau beracun. Ini cocok agar orang sehat mentalnya. Bersyukur ternyata mengurangi rasa sakit. Dopamin yang dikeluarkan saat bersyukur dapat mengurangi rasa sakit yang dialami seseorang. Bersyukur juga meningkatkan kualitas tidur seseorang. Otak yang dipenuhi rasa syukur akan tidur lebih nyenak dan bangun lebih segar dan penuh semangat. Bersyukur juga dapat mengurangi kecemasan dan depresi. Ini kaitannya dengan pengelolaan stres yang lebih baik karena hormon stres, kortisol, akan menurun dengan rasa syukur.  

Orang yang pandai bersyukur akan lebih bahagia dalam hidupnya. Tapi, untuk mengejar kebahagiaan itu ibarat menanam benih. Kita takkan mendapatkan buahnya secepat kilat. Kebahagiaan bukan sulapan. Semua berproses. Kita harus menyiram dan memupuk benih itu dengan baik dengan latihan bersyukur setiap hari, sekecil apapun. Ketika sudah berjalan, maka rasa syukur itu akan memberi dampak positif ke jasmani dan rohani kita. 

Saya lalu teringat persoalan adik sahabat saya. Dia tak perlu dibawa ke psikiater. Tapi cukup disuruh untuk menulis hal-hal sepele yang patut disyukuri setiap hari. Ia perlu belajar bersyukur atas hal-hal sederhana dengan apa yang dia miliki, apa yang dia mampu, siapa yang ia temui dalam kehidupannya sehari-hari. Siapa tahu ini menjadi obat mujarab dari depresinya. 

Ingat pepatah, bukan kebahagiaan yang membuat kita bersyukur. Tapi, rasa syukur itulah yang membuat kita bahagia.***(Leo Wahyudi S)


foto dari https://www.forbes.com/sites/janicemarturano/2023/06/14/how-can-a-simple-2-step-mindful-gratitude-practice-change-my-life/?sh=45239ab911bf

Dari berbagai sumber: https://positivepsychology.com/neuroscience-of-gratitude/#google_vignette

https://www.nature.com/articles/s41598-017-05520-9

https://www.sciencetimes.com/articles/24318/20191126/mental-health.htm

3 thoughts on “Inspiration

Add yours

Leave a reply to Leo Wahyudi S Cancel reply

Website Powered by WordPress.com.

Up ↑