Inspiration

MEMBAHAGIAKAN ORANG LAIN

Banyak orang sakit dan didera penyakit karena terlalu banyak berfokus pada dirinya sendiri sehingga lupa berbagi. Hidupnya tidak hepi karena sibuk berkutat dengan ketakutan dan kecemasan diri. Mengungkung diri, menjauhkan diri dari interaksi dan koneksi sosial akan memperburuk situasi dan kesehatan jasmani dan rohani. 

Agar terhindar dari penyakit, dokter dan motivator Agus Ali Fauzi, memberikan tips 5M, yaitu memaafkan, mengalah, mempermudah, menolong, dan membahagiakan. Lima aksi itu memerlukan kerelaan untuk melepas egoisme dan berani keluar dari diri sendiri untuk berbuat baik demi orang lain.

Ketika kita memaafkan, kadang perlu kerendahan hati bahwa kita tidak perlu selalu merasa paling benar. Saya pernah diingatkan oleh teman bule kala itu. “Don’t say sorry for nothing,” katanya. Jangan minta maaf tanpa alasan. Tapi kadang, kita harus berani minta maaf sekalipun kita benar. Demi menjaga relasi, demi membuat orang lain, pasangan, anak, saudara, teman agar mereka senang, dan syukur bisa belajar keutamaan memaafkan. Kadang perlu meminta maaf agar orang lain merasa senang dan merasa penting. Apa pun yang terjadi setelah itu pada orang lain, bukan urusan kita. Urusan kita hanya menjaga hati agar tetap sehat.

Keutamaan itu sama juga dengan mengalah. Mengalah itu bukan selalu berarti kalah. Mengalah bukan berarti takut menghadapi masalah, tetapi justru mempersempit masalah agar menemukan pemecahan. Mengalah itu juga bermanfaat untuk menjaga keharmonisan hubungan. Mengalah juga dapat meredam emosi dan memberikan kesempatan untuk memompa energi positif. 

Menolong dan mempermudah adalah dua tindakan yang saling melengkapi. Menolong berarti kita berempati untuk melakukan sesuatu agar orang lain mendapatkan kemudahan. Ringan tangan, ringan hati, ringan telinga, ringan mulut, ringan kaki adalah wujud nyata kalau kita berniat untuk menolong. Kalau bisa dipermudah, janganlah kita mempersulit. Mempermudah atau membantu agar orang lain dimudahkan akan menjadi berkah bagi semua. Pikiran dan hati pun terasa ringan, karena tidak rumit oleh hal mudah yang dibuat berbelit-belit. 

Betapa sering saat kita jengkel ketika berurusan dengan pelayanan umum. Bukannya dibantu, tapi urusan kita kadang dipersulit. Ujung-ujungnya, ketika kita merasa sulit, maka diharapkan ada duit agar urusan tidak berbelit. Saya sering merasa takjub dengan orang-orang yang memiliki mental egois yang senang mempersulit urusan orang lain. Padahal tugas sesungguhnya adalah untuk melayani sebaik-baiknya. Apakah orang semacam itu tidak takut suatu saat nanti hidupnya pun akan dipersulit? Urusan yang seharusnya gampang menjadi berbelit-belit. 

Saya sangat yakin dengan hukum tabur-tuai. Kalau kita mempermudah, maka hidup kita pun akan dimudahkan. Kalau kita ringan tangan, maka tangan kita pun suatu saat akan diringankan. Kalau hati kita penuh kemurahan hati, maka hidup kita pun akan dipenuhi dengan kemurahan dan kemudahan. 

Dengan memaafkan, mengalah, menolong, dan mempermudah, maka kita sudah berusaha untuk membuat orang lain bahagia, diakui, dihargai, dihormati. Setiap manusia akan merasa gembira kalau diakui, dihargai, dipuji, dan dihormati. Pengakuan dan penghargaan diri adalah salah satu kebutuhan diri yang hakiki. Saat kita membuat orang lain bahagia, maka sesungguhnya kita pun menciptakan kebahagiaan dalam hidup kita. Jadi, membahagiakan orang lain itu sebenarnya bukan perkara sulit. Kalau ingin bahagia, bahagiakan orang lain sekalipun dengan perkara sepele, maka kebahagiaan akan mampir di hati kita. Kalau hati bahagia, sakit penyakit akan sungkan untuk mengunjungi tubuh kita. 

Banyak lembaga yang menerapkan prinsip 3S, senyum, sapa, salam. Ini adalah cara sederhana untuk keluar dari diri sendiri untuk membuat orang merasa dihargai, diakui, dihormati.  Lakukan 3S bukan dengan mode otomatis, tapi dengan penuh kesadaran dan ketulusan hati. Niscaya orang lain akan bahagia, dan kita pun mendapat bonus rasa bahagia juga. 

Setiap hari, kita bisa berlatih untuk memberi kegembiraan, senyum, kata-kata hangat, cinta, penghargaan, dan pujian kepada setiap orang yang bertemu dengan kita, termasuk orang asing, teman, dan keluarga. Bicaralah dari hati, memberi yang terbaik dari kita di setiap saat sepanjang hari. Setiap hari bahagiakan orang lain dengan pikiran, tindakan, dan kata-kata yang baik. 

Ketika kita memberi yang terbaik dari diri kita, kita akan dikejutkan dengan datangnya hal-hal yang terbaik dalam hidup kita. Bahkan lebih cepat dari yang kita harapkan.***(Leo Wahyudi S) 

Foto dari https://drprem.com/life/happiness-joy-of-making-others-happy

Leave a comment

Website Powered by WordPress.com.

Up ↑