Inspiration

BERPIKIR NETRAL

Pernahkah kita mengalami pengalaman tidak mengenakkan. Misalnya, saat terjebak macet parah pada saat kita tergesa, saat terlambat ke kantor, ke sekolah, padahal kita sudah mengatur waktu sedemikian rupa. Peristiwanya netral. Tapi itu menjadi pengalaman yang membuat kita stres. Dan kita membiarkan diri kita tinggal dalam peristiwa itu. Kita gagal move on. Reaksi pikiran dan perasaan yang muncul dari peristiwa itulah yang membuat  hidup kita hari itu penuh rasa amarah, sedih, kecewa, jengkel.

Kita sudah sangat kenal dengan anjuran untuk selalu berpikir positif. Dunia saat ini penuh dengan hal negatif, maka kita perlu menyikapi dengan sikap positif. Namun ada yang pola pikir yang berada di tengah dua kutub positif dan negatif itu, yaitu netral.

Betapa sering kita mengalami kejadian yang tak sesuai dengan harapan kita. Lalu kita tenggelam pada hasil akhir suatu peristiwa dan berfokus pada kekecewaan dari peristiwa itu. Nah, berpikir netral punya peran dalam hal ini. Dengan berpikir netral itu maka kita dapat menerima hasil dari suatu harapan, peristiwa, kejadian, apa adanya, entah itu baik atau buruk. Menerima apa adanya, saat ini, sekarang ini, lalu move on, bergerak maju. Bukankah hidup itu harus mengalir seperti air? Toh kekecewaan dan rasa frustasi tidak akan mengubah keadaan. Kehidupan, sepahit apa pun, akan berubah dengan sendirinya.

Kita tidak bisa selamanya menerapkan pikiran positif. Kadang terlalu berpikir positif justru menyakitkan saat melihat hasil akhir tak sesuai harapan. Karena itu, saatnya kita juga memberi ruang untuk berpikir netral, karena ini memberikan kekuatan untuk menerima apa pun yang terjadi. Berpikir netral akan mendorong kita untuk tidak berandai-andai, berpikir terlalu jauh, overthinking, terlalu khawatir. Kita tetap melakukan yang terbaik. Tetapi ketika hasilnya tidak sesuai harapan, kita harus menerima apa adanya, tanpa memberikan penilaian dan reaksi emosi. Itulah hakikat berpikir netral. Memang ini tidak semudah yang dituliskan atau diucapkan. Berpikir netral perlu latihan.

Saat menghadapi hidup yang penuh ketidakpastian, maka berpikir netral dapat mengurangi stres. Stres ini timbul akibat reaksi berlebihan pada hal negatif yang tidak kita harapkan. Berpikir netral justru akan meminimalisir penilaian dan reaksi emosi yang membuat kita kecewa dan frustasi. Berpikir netral justru akan memaksa kita melihat realitas saat ini apa adanya. Berpikir netral perlu kesadaran agar kita tidak diperbudak oleh harapan dan penilaian atas sesuatu yang belum terjadi. Dengan demikian, kita akan dapat melihat realitas dengan lebih objektif, tanpa bias penilaian.

Kekecewaan, sakit hati, kepahitan, penderitaan, kata orang pintar, adalah hasil dari asumsi, harapan, ketidakpahaman, prasangka, dan harapan yang terlalu kita pegang teguh. Bahkan kadang kita seolah seperti Tuhan yang sudah tahu sebelum sesuatu terjadi. Kita sudah menentukan pikiran dan perasaan sebelum semua terjadi. Inilah yang membuat kita jatuh dalam situasi negatif dan menyakitkan. Kita akan terkungkung dalam penjara kekecewaan akibat pikiran, penilaian, dan harapan kita.

Untuk melatih cara berpikir dan bersikap netral, saya mencoba merenungkan apa yang dikatakan seorang master Tao, Chuang Tzu. Ia meyakini bahwa tidak ada satu pun batasan yang pasti. Waktu tidak pernah berhenti bergerak. Tak ada satupun yang terus bertahan. Tak ada yang final. ..Orang bijak melihat yang dekat dan jauh. Orang bijak tidak berbangga dengan keberhasilan atau berduka dengan kegagalan. Permainan tidak pernah selesai.***(Leo Wahyudi S)

Foto dari https://www.sensualthinking.com/category/technology-uncensored/

One thought on “Inspiration

Add yours

Leave a comment

Website Powered by WordPress.com.

Up ↑