2-AKU DAN PANDEMI
“I always start writing with a clean piece of paper and a dirty mind.”
—Patrick Dennis
Semua orang, umat manusia seluruh dunia sedang dibatasi geraknya demi memutus rantai penularan Covid-19. Semua orang tahu. Termasuk kita.
Tantangan pertama untuk Anda adalah mencoba menuliskan sikap, perasaan, reaksi, aksi, pandangan, analisa, pemikiran, atau segala sesuatu yang muncul dari diri kita terhadap pandemi ini. Maka saya tuliskan tantangan pertama “Aku dan Pandemi”.
Kita berada di mana sesungguhnya di dalam situasi pandemi ini. Apakah pandemi ini sungguh menakutkan? Apakah meneror setiap sisi kehidupan kita?
Saya yakin Anda memiliki tanggapan dan respon emosi maupun kognisi yang beragam ketika berada di tengah masa swakarantina, lockdown, pembatasan sosial dalam skala masif ini. Apalagi ketika melihat bagaimana orang saling berbagi kepedulian sosial, solidaritas, atau bahkan egoisme dan fanatisme sempit sebagian masyarakat dalam menghadapi virus corona ini.
Saya percaya, pasti Anda terdampak. Minimal ada pola hidup, kebiasaan, cara pandang, yang terpaksa dan dipaksa harus berubah. Cobalah tuangkan segala yang muncul dalam benak Anda dalam sebuah tulisan.
Anda jangan pernah berpikir tentang benar atau salah. Jelek atau bagus. Anda tidak perlu risau atau terhalang oleh segala macam kaidah tentang penulisan. Yang penting Anda mulai menuliskan curahan hati atau luapan emosi atau percikan pemikiran, permenungan di tengah pandemi ini.
Apa yang dikatakan Patrick Dennis itu kita coba terapkan. “Saya selalu menulis dengan selembar kertas yang berIsi dan pikiran yang kotor.” Artinya, tidak peduli aturannya atau isinya akan seperti apa, yang penting tuliskan saja di kertas, layar laptop, layar telepon pintar Anda.
Selamat mencoba.
Photo credit: marketingconfessions.com
Leave a Reply