KIAT BIAR BAHAGIA DENGAN HAPPY SPENDING
Dalam tulisan sebelumnya saya menjelaskan bagaimana efek positif dari happy spending. Kita mengeluarkan uang dengan penuh kesadaran dan alasan yang positif. Dengan demikian kita tidak merasa kehilangan, takut kekurangan, atau malah mengeluh saat harus mengeluarkan sejumlah uang dari dompet.
Kebahagiaan adalah hasil dari sikap dan kesadaran kita saat mengeluarkan uang. Bukan pengeluarannya, bukan uangnya yang semata-mata membuat kita bahagia. Tapi rasa bahagia setelah kita mengeluarkan atau memberikan uang itu yang penting. Perasaan bahagia itu akan terasa kuat dan berlipat-lipat rasanya saat kita memberikan uang pada orang lain yang berkekurangan, misalnya.
Orang yang berduit, kaya, atau berkelimpahan tidak akan mengalami masalah untuk mengeluarkan uangnya. Persoalannya adalah rasa bahagia atau kesal ketika mengeluarkannya. Bukan soal jumlah uangnya. Tapi sikap hatinya, ikhlas atau tidak.
Sementara orang yang miskin, tidak berduit, atau kurang duit, tentu tidak mau mencoba happy spending ini. Jangankan untuk dibelanjakan aneh-aneh, untuk beli beras saja kadang harus dipaksa dan terpaksa. Untuk bayar anak sekolah pun belum tentu ada uangnya. Dengan kondisi demikian, bagaimana bisa bahagia? Begitu pikirnya.
Tapi sejatinya, happy spending itu bisa dilakukan benar-benar dengan mengeluarkan uang atau bisa juga dilakukan dengan pura-pura punya uang banyak dan membelanjakannya dengan bahagia. Ini bukan perkara mengeluarkan uang, tetapi imajinasi tentang perasaan bahagia saat harus mengeluarkan uang.
Bagi yang belum atau tidak berduit, coba bayangkan Anda punya uang 1 juta hari ini. Lalu bayangkan, uang 1 juta itu akan digunakan untuk apa, akan diberikan pada siapa saja, mau dibelanjakan apa saja. Bayangkan rasa bahagia punya uang 1 juta. Seolah rezeki nomplok. Rasakan syukur. Lalu bayangkan bahwa Anda harus menghabiskan semua uang itu untuk apa pun dan siapa pun. Bayangkan perasaan saat membeli barang yang selama ini Anda impikan. Bayangkan rasa syukur dan gembira ketika orang yang Anda beri mengucapkan terima kasih.
Lakukan hal serupa selama beberapa hari atau minggu. Tingkatkan jumlah uang bayangan tadi. Misalnya hari pertama 1 juta, lalu 2, 3, 4 juta dan seterusnya. Ini soal permainan imajinasi dan mimpi. Yang penting adalah bagaimana melatih perasaan bahagia saat memiliki dan membelanjakan uang Anda itu. Pertahankan dan yakini bahwa semua sandiwara itu sesungguhnya adalah doa yang Anda yakini. Semakin sering Anda memiliki rasa bahagia itu, semakin dekat impian Anda tentang kelimpahan segera terkabul. Ingatlah, rasa bahagia, rasa syukur dan berlimpah itu akan menarik hal yang sama dalam hidup Anda. Percayalah, Tuhan dan Semesta akan memberikan sesuai yang Anda bayangkan.
Cara ini digunakan oleh Denny Santoso, YouTuber, pengusaha dan pakar marketing yang sukses. Cara ini adalah cara mudah yang kesannya seperti main-main. Tapi, hasilnya akan dahsyat dan bukan main-main. Inilah prinsip hukum alam tarik menarik, hukum tabur tuai. Jika Anda merasa berlimpah, Anda sedang menarik keberlimpahan. Rasa bahagia pun akan mendatangkan kebahagiaan. Inilah permainan pikiran agar kita selaras dengan Tuhan dan Semesta yang maha kaya.
Happy spending sebenarnya adalah sinyal kelimpahan. Ketika Anda membelanjakan uang dengan rasa syukur dan sukacita, sekalipun ini hanya berpura-pura punya uang, Anda sedang mengirim pesan ke alam bawah sadar bahwa “Saya hidup dalam kelimpahan dan kemudahan.” Merasakan sukacita saat belanja memperkuat vibrasi positif yang selaras dengan energi kelimpahan. Semesta akan mengirim lebih banyak situasi dan peluang bagi Anda untuk hidup penuh kelimpahan dan kemakmuran.
Sebaliknya, kalau Anda mempertahankan pola pikir yang takut dan khawatir kurang, maka semesta pun akan mengirimkan kekurangan demi kekurangan ke dalam hidup Anda. Anda akan dihantui rasa cemas, takut, dan bahkan menyesal telah mengeluarkan uang, meski untuk hal penting. Peluang dan rezeki akan selalu menjauh dari Anda. Anda akan mengalami kesusahan dan kekurangan terus setiap hari. Ingatlah, hidup yang kita alami adalah fotokopi dari perasaan dan pikiran kita. Sekarang, terserah Anda, mau pilih yang mana.***

Leave a comment