Inspiration

DELAY, BERKAH ATAU MUSIBAH?


Mungkin kita pernah mengalami kejadian hidup yang menyebalkan dan membuat jengkel karena keterlambatan akibat sesuatu yang membuat rencana kita tertunda, delay. Anda para ibu mungkin pernah terlambat masuk kantor atau menghadiri suatu acara gegara perkara sepele di rumah. Mungkin saat mempersiapkan sarapan pagi, roti atau nasinya gosong, sehingga harus mengulangnya meskipun dengan hati dongkol.

Atau di kali lain, Anda terlambat hanya karena ada dokumen, dompet, alat tulis, kaca mata, yang tertinggal yang perlu diambil kembali di rumah. Ada juga pengalaman ban bocor di tengah jalan saat kita menuju suatu tempat sehingga kita terlambat. Masakan gosong, ban bocor, mesin mogok tiba-tiba, jadwal pesawat tertunda, kiriman mundur, gagal masuk sekolah, adalah kejadian yang membuat kita tegang. Peristiwa semacam ini adalah contoh-contoh sederhana dari sebuah proses yang tertunda bahkan terlambat. 

Merespons kejadian-kejadian tak mengenakkan semacam itu kadang kita jengkel, marah, panik, atau mengumpat tak keruan. Memang ini respons yang manusiawi. Kita jadi terlambat, proses terhambat, rencana pun bisa ambyar. Belum lagi kalau kita membayangkan wajah bos yang akan tampil bak singa lapar gegara kita terlambat. Belum lagi kalau uang kehadiran terpotong karena kita tidak tepat waktu, semua membuat kita stres karena risiko-risiko hasil rekaan overthinking kita. Singkatnya, segala peristiwa yang membuat rencana kita tertunda kalau tidak disikapi dengan bijak justru akan membangkitkan energi negatif.

Mari kita sikapi peristiwa yang tidak mengenakkan itu dengan sudut pandang yang lebih positif. Kita tidak perlu menanggapi keterlambatan atau delay dengan hati suntuk. Memang ini sulit dan tidak semudah yang dikatakan. Tapi saya yakin dalam ajaran agama apa pun pasti ada keutamaan soal waktu. Bukankah Tuhan punya tata waktu yang sempurna. Tidak pernah terlalu cepat, terlalu lambat. Yang diperlukan hanya iman dan kesabaran sehingga masa menanti itu menjadi berharga. 

Kadang, dan sering kali, kita tidak menyadari bahwa Tuhan atau semesta memiliki cara sendiri untuk menyelamatkan kehidupan kita terkait dengan waktu. Soal waktu yang terlalu cepat atau terlalu lambat, itu adalah penilaian kita manusia yang manusiawi. Tidak ada yang kebetulan kalau kita sudah berada di jalan yang benar dan tidak dibuat-buat. Demikian pula saat kita harus terlambat karena ada kejadian yang tidak mengenakkan yang membuat rencana kita tertunda. Semua ada maksudnya.

Soal waktu ini saya mengutip apa yang pernah dikatakan Ignasius Kardinal Suharyo. Waktu dalam bahasa Yunani bisa dipahami sebagai kronos dan kairos. Kronos itu sebuah tata waktu yang linier yang berjalan secara kronologis sehingga ada menit, jam, hari, minggu, bulan, dan tahun. Tetapi kairos lebih merunut pada sebuah momen atau saat yang berkualitas. Kairos bisa diartikan sebagai kesempatan yang baik untuk mengisi perjalanan kronos, perjalanan waktu. 

Dengan memahami cara kerja Tuhan dan Semesta dan pemahaman kairos, maka kita akan sadar untuk menahan emosi, amarah, dan umpatan saat kita harus terlambat karena masakan gosong, ban bocor, mesin mogok, diare dadakan, atau delay keberangkatan pesawat. Keterlambatan waktu itu bukan kebetulan. Kita perlu mencamkan kata-kata seorang petugas bandara saat pesawat terlambat. “Anda harus bersyukur jika terjadi delay atau pembatalan penerbangan, karena itu merupakan bagian dari rezim keamanan penerbangan yang bisa menyelamatkan nyawa Anda,” katanya kepada para penumpang yang bersungut-sungut karena delay

Dalam kitab suci dikatakan bahwa segalanya akan indah pada waktunya. Tapi bagi orang yang tergesa-gesa dan marah karena terlambat atau delay akan mengatakan, “Segala sesuatunya akan embuh (tidak tahu) pada waktunya.” Delay bisa jadi berkah atau musibah. Sekarang terserah Anda, mau percaya yang mana kalau tiba-tiba Anda harus mengalami keterlambatan waktu.***

Foto dari https://www.sophisticatedtravel.com/5-tips-on-how-to-avoid-flight-delays-and-cancellations/

Leave a comment

Website Powered by WordPress.com.

Up ↑