Seorang teman bertanya tentang cobaan hidup. Apakah cobaan hidup itu selalu menjadi misteri Ilahi? Saya lalu ingat banyak kejadian, apalagi saat kebetulan nonton gosip selebritis di televisi. “Ya, saya sedang mengalami cobaan hidup. Tolong doakan ya, biar cobaan berlalu”, “Kami sedang mengalami cobaan”, “Tuhan sedang kasih cobaan hidup, semoga kita kuat, ya”. Kalimat-kalimat klise ini selalu muncul dari mulut orang-orang bermasalah yang sedang disorot kamera.
Saya biasanya tersenyum sinis melihat tayangan semacam itu. Saya hanya kasihan Tuhan yang selama ini diagungkan, dipuja, diyakini sebagai Maha Baik, Maha Murah, Maha Kasih, masak dengan gampang dipelintirkan citranya sebagai sosok yang kejam dan tega memberikan cobaan berat dan berlarut-larut ke manusia ciptaanNya.
Menurut saya, persoalan cobaan hidup yang dipersepsikan selalu datang dari Tuhan itu tidak benar. Masalah cobaan hidup itu adalah soal persepsi, pilihan, konsekuensi, sesat pikir. Saya yakin Tuhan dan semesta alam tidak pernah mencobai manusia. Yang ada manusia sendiri yang mencobai dirinya sehingga benar-benar jatuh dalam pencobaan, kepahitan, penderitaan, kesengsaraan.
Apa penyebab cobaan dan penderitaan itu? Kegiatan mental yang membangun pemikiran, penilaian, penghakiman atas sesuatu atau situasi yang kita alami. Kadangkala pikiran berada dalam kondisi tenang dan tidak ada masalah. Namun kadang pikiran tenang itu dirusak ketika kita bereaksi terhadap suatu situasi. Pencobaan, cobaan hidup, penderitaan dimulai dengan pemikiran yang memberi penilaian, evaluasi, dan beraneka ragam pemikiran lain. Pikiran berjalan seiring sejalan dengan proses menilai segala hal dan menghakimi orang dan peristiwa. Evaluasi, penilaian dan bangunan mental rekaan kita itu menciptakan pencobaan, penderitaan, cobaan hidup dan kawan-kawannya. Kita akan terpenjara di dalam tempat yang telah diciptakan oleh pikiran kita sendiri. Penjara mental itulah yang membuat kita merasa berada dalam cobaan hidup yang berat.
Menurut Anthony de Mello, apabila pikiran tidak menghakimi, maka tidak akan ada penderitaan atau emosi lain. Yang ada hanyalah kegembiraan. Kita semua dalam saat-saat tertentu pernah mengalami kegembiraan semacam itu di dalam hidup kita. Anggap saja itu sebagai rahmat, kebetulan, keberuntungan, atau apa sajalah yang anda inginkan. Yang kita alami hanyalah kegembiraan dan kesenangan.
Apakah kita sadar, betapa penilaian kita terhadap sesuatu kadang tidak objektif. Bahkan sering penilaian kita melampaui fakta objektif dalam situasi apapun. Inilah yang membuat kita pada situasi yang bertentangan dengan situasi di luar diri kita. Misalnya, wah si anu akhirnya cerai sama anu. Soalnya si anu memang brengsek sih. Kan dia itu bla bla bla…. Reaksi yang melebihi fakta itu lalu membuat tangan kita gatal. Kita lalu menyampaikannya lewat medsos. Akhirnya jadi perkara, karena kita dilaporkan ke polisi karena pencemaran nama baik. Lalu kita merengek, “Ini cobaan dari Tuhan. Doakan saya, ya.” Omong kosong! Cobaanmu ya bikinanmu sendiri. Jangan libatkan Tuhan. Enak aja. Begitu reaksi saya saat menonton tayangan gosip.
Mari kita ingatkan diri kita, bahwa Tuhan tidak pernah menciptakan cobaan hidup. Cobaan hidup itu murni karya kita sendiri, hak cipta kita sendiri. Jangan bawa nama Tuhan. Ingat hukum alam bahwa segala semua yang kita alami dalam diri adalah hasil dari apa yang kita pikirkan. Kalau kita berbicara, bertindak, ber-medsos, berpikir dengan pikiran dan intensi jahat, maka penderitaan akan mengikuti kita. Kalau kita berucap dan berbuat dengan pikiran dan hati murni, maka kebahagiaan akan menyertai hidup kita. Benar kata teman saya, “Semakin orang yang merasa dicobai itu memikirkan apa rencana Yang Di Atas, orang itu semakin tak menemukan jawabannya.”
Ingatlah kata Dale Carnegie, “Kebahagiaan tidak tergantung pada siapa kita atau apa yang kita miliki, Kebahagiaan tergantung sepenuhnya dengan apa yang kita pikirkan.” Demikian pula sebaliknya, cobaan hidup, penderitaan, kesengsaraan, kepahitan, itu juga hasil dari pikiran dan pilihan kita. ***(Leo Wahyudi S)

Sekolah ujian setiap semester.
LikeLiked by 1 person