Inspiration

KUPU-KUPU

Saya tergelitik dengan sebuah unggahan di TikTok tentang fenomena alam dan kita. Pernahkah Anda dihampiri oleh seekor kupu-kupu, lalu hinggap di tangan secara tiba-tiba? Kalau pernah, berarti, menurut unggahan itu, Anda selaras dengan semesta. Kupu-kupu yang pada dasarnya tidak suka disentuh itu bahkan mau disentuh dan tidak serta merta terbang. Kupu-kupu itu mungkin merasa nyaman dan aman dari ancaman.

Setelah melihat unggahan itu, saya pun ingat bahwa saya sering mengalami hal serupa. Tak hanya kupu-kupu, capung, belalang, pun sering hinggap di tangan, dan kadang di ujung jari saya. Burung-burung gereja pun sering mampir ke pagar rumah. Apakah ini pertanda bahwa saya sedang selaras dengan alam? Semoga demikian, meskipun tidak selalu. 

Tapi saya juga kadang heran, karena banyak binatang yang sering mampir ke rumah saya. Anjing, kucing, otter, tikus (kadang), dan bahkan anak biawak pun pernah mampir ke rumah. Sampai sekarang saya heran, kenapa kucing-kucing liar selalu mengharapkan kedatangan saya, padahal saya sangat tidak suka dengan kucing. Mungkin dia merasa nyaman dengan impiannya untuk diberi makan dari saya, meskipun takut-takut.

Jika kita selaras dengan semesta, kita tak perlu mengejar kupu-kupu, karena dialah yang akan menghampiri kita. Mungkin kita dianggap seperti taman bunga yang layak dihinggapi. Saya analogikan kalau kita ingin menarik sesuatu yang baik, tak perlu kita mengejarnya. Cukup ciptakan taman bunga di hati melalui keharuman kata dan tindakan, maka kebaikan akan menghampiri kita. Berkah kehidupan akan menghampiri kita kalau kita bisa menjaga taman hati. Itu permenungan saya dari kupu-kupu tadi. 

Kalau kita selaras dengan alam, konon alam pun akan menyapa kehadiran kita. Pernahkah kita mengalami saat kita serasa dibelai oleh hembusan angin lembut, padahal kita sedang berada di daerah yang panas? Pernahkan kita melewati taman bunga, tiba-tiba bunga jatuh saat kita lewat di dekatnya? Meskipun itu gejala alamiah, namun ini bisa saja menjadi pertanda bahwa semesta menyambut kita yang juga belajar menyelaraskan hati dan pikiran dengan semesta. 

Akan ada banyak kebetulan yang datang dalam hidup kita. Dalam bahasa iman, mungkin tidak ada yang kebetulan, karena semua sudah diatur oleh Sang Kuasa. Jika frekuensi dan vibrasi pikiran serta hati kita selaras, maka kita akan mengalami fenomena-fenomena indah itu. 

Konon dalam bahasa canggih ada yang namanya quantum entanglement. Arti bebasnya mungkin sebuah keterlibatan kuantum. Ini merupakan fenomena dimana sekelompok partikel terbangun, berinteraksi, dan berbagi ruang saling bergantung satu sama lain. Partikel-partikel yang membentuknya bukan bagian terpisah. Ada pakar yang menyebut bahasa canggih ini dengan kebetulan. 

Ketika kita selaras dengan semesta, maka kita pun menjadi bagian tak terpisahkan dari semesta. Ketika kita menyatu, semesta pun menyatu dan menyambut kita dengan kebaikan. Akan banyak keajaiban dan kebetulan yang menghampiri kita. Ketika kita melawan dengan tindakan yang tak selaras, maka semesta pun akan melawan dengan caranya sendiri. Akibatnya sering kita menuduh alam tidak bersahabat dengan kita. Padahal, kitalah yang tak mau bersahabat. 

Teruslah menciptakan taman bunga di hati dan pikiran, agar makin banyak kebaikan yang datang menghampiri seperti dilambangkan oleh kehadiran kupu-kupu. Niscaya akan banyak keajaiban dan kebetulan yang akan kita alami. Itulah berkah semesta dan Sang Pemiliknya untuk kita.*** (Leo Wahyudi S)

Foto diambil dari https://travel.mongabay.com/indonesia/images/sulawesi6483.html

Leave a comment

Website Powered by WordPress.com.

Up ↑