Inspiration

PINJAMAN DARI BANK WAKTU

Saya terkesan sekali dengan film berjudul In Time yang dibintangi Justin Timberlake dan Amanda Seyfried yang dirilis 2011 silam. Film besutan sutradara Andrew Niccol itu meraup $147 juta dollar. Film fiksi ilmiah ini menceritakan sebuah masa di tahun 2169 ketika manusia lahir dengan tanda jam digital di lengan. 

Diceritakan pada masa itu usia manusia hanya sampai 25 tahun. Karena itu semua orang berjuang mati-matian untuk mengisi waktu yang setiap detik berkurang. Kesempatan hidup manusia sangat singkat karena kematian bisa datang kapan pun ketika waktu digital di tangannya habis, atau di angka nol.  

Jika ingin hidup lebih lama di dunia, mereka harus mengisi ulang waktu supaya tetap hidup dan panjang umur. Saking pentingnya, pada zaman itu waktu menjadi mata uang universal. Orang bahkan rela melakukan apa pun demi mendapatkan waktu agar dapat memperpanjang umur. Hanya yang kaya raya yang bisa membeli waktu. Yang miskin selalu terancam kematian karena habis waktunya. 

Dibungkus dengan drama dan konflik yang dikemas dengan apik, film fiksi ilmiah ini menjadi sebuah tontonan yang seru dan menegangkan, tapi sarat makna.  Sebetulnya film ini bisa menjadi kisah hidup kita sehari-hari.

Saya mendaur ulang sebuah kisah yang pernah saya dapatkan. Dalam hidup kita selama sehari kita ibarat diberi pinjaman sebesar 86.400 detik setiap pagi setelah kita bangun tidur. Pinjaman itu bebas kita gunakan, bahkan untuk dihabiskan. Setelah malam, ketika menjelang tidur, sisa pinjaman yang tidak terpakai akan segera dihapus.

Bank waktu kehidupan itu tidak akan memberikan sisa atau tambahan. Persoalannya, apakah kita sudah menghabiskan semua pinjaman waktu itu dengan tujuan kebaikan dan memberi manfaat bagi orang lain dan diri sendiri? Atau, kita sudah menghabiskannya untuk berfoya-foya dengan segala kemewahan? Apakah kita sudah memberikan pinjaman waktu itu untuk menyambung umur orang lain? Misalnya dengan senyuman yang kita berikan, dengan uluran tangan tulus, dengan hati penuh cinta kepada orang lain di sekitar kita? 

Kalau pinjaman waktu itu habis dengan sia-sia, kita tak bisa menarik kembali. Kita hanya menunggu pinjaman berikutnya saat kita bangun tidur. Bayangkan kalau kita seperti orang-orang yang harus berjuang memperpanjang hidup seperti dalam film In Time tadi? Mungkin kita akan lebih menghargai waktu, jauh lebih tinggi dari sekedar uang dan kemewahan. Kita menjaga agar waktu tidak berkurang drastis dengan sia-sia. Kita berlomba agar hidup kita lebih bermakna sebelum habis waktu dan mati.  Sementara waktu terus berjalan, detik demi detik. 

Kalau ingin tahu makna waktu setahun, tanyakan pada murid yang tidak naik kelas. Kalau ingin tahu makna waktu sebulan, tanyakan pada seorang ibu yang melahirkan bayi prematur. Kalau ingin tahu makna waktu sehari, tanyakan pada tukang jualan kue pancong yang kelapanya akan asam jika tidak laku. Kalau ingin tahu berartinya waktu satu jam, tanyakan pada kekasih yang menunggu saat bertemu. Kalau ingin tahu makna waktu satu menit, tanyakan pada orang yang ketinggalan pesawat yang tepat jadwal. Kalau ingin tahu makna waktu satu detik, tanyakan pada atlet olimpiade yang merebut medali emas. 

Mari kita manfaatkan pinjaman bank waktu dari semesta dengan segala kebaikan dan manfaat. Waktu tidak menunggu siapa pun. Waktu juga tidak akan mengubah apa pun. Yang berubah adalah alam, segala ciptaan, termasuk manusia yang berevolusi dalam dimensi waktu.***(Leo Wahyudi S)

Foto dari https://www.tribunnews.com/seleb/2022/01/02/sinopsis-film-in-time-kisah-kehidupan-manusia-yang-bergantung-pada-sistem-waktu

2 thoughts on “Inspiration

Add yours

Leave a comment

Website Powered by WordPress.com.

Up ↑