Masaru Emoto, seorang ilmuwan Jepang yang menulis buku The Hidden Messages in Water, menyingkap tabir tersembunyi dari air dari hasil penelitiannya selama bertahun-tahun terhadap molekul air. Ia ingin menyebarkan temuannya ke seluruh dunia. Saya sudah melahap bukunya dalam semalam dan ingin membagikan sebuah harta kehidupan dari karya Emoto.
Dalam percobaannya, Emoto menggunakan nasi yang telah matang yang di taruh dalam tiga buah wadah. Pada wadah pertama ia selalu mengucapkan kata “Terima kasih”. Di wadah kedua ia selalu mengucapkan “Bodoh”. Dan pada wadah ketiga, ia tidak pernah mengucapkan kata apa pun. Hal ini dilakukannya selama sebulan.
Apa yang terjadi? Setelah sebulan, nasi pada wadah pertama ternyata justru menghasilkan fermentasi yang beraroma harum. Wadah kedua berubah hitam dan membusuk. Sementara di wadah ketiga, nasi menjadi busuk dan bau. Ternyata sikap abai dan tidak peduli justru memberi dampak paling parah.
Tak hanya berhenti di situ. Ia meneruskan percobaannya dengan membawa ketiga wadah tersebut ke sebuah sekolah dasar. Para siswa diminta untuk melakukan hal serupa seperti Emoto. Bedanya, mereka diminta untuk mengucapkan “Terima kasih” kepada ketiga wadah berisi nasi hasil percobaan sebelumnya. Tak berapa lama, keajaiban terjadi. Nasih yang sudah terfermentasi makin harum aromanya. Bahkan nasi yang telah menghitam dan membusuk, lambat laun berubah warna dan hilang bau busuknya.
Dari percobaan tersebut, Emoto memiliki keyakinan bahwa emosi, perkataan, pikiran baik positif atau negatif, ternyata memiliki dampak yang dahsyat. Kata dan pikiran positif yang kita ucapkan dapat membuat nasi menjadi terfermentasi dengan aroma harum. Bahkan kekuatan perkataan yang baik dan pikiran positif dapat mengubah hal yang sudah membusuk menjadi segar kembali. Persis seperti nasi membusuk yang lambat laun menjadi hilang baunya.
Sebaliknya, kata dan pikiran negatif, atau sikap pengabaian ternyata sangat berdampak buruk pada nasi. Ternyata hal ini berlaku pula untuk manusia, binatang, tumbuhan. Bayangkan, apa yang terjadi kalau kita mengucap sembarangan kepada orang lain, anak kita, makhluk hidup, tanaman, binatang, atau lingkungan sekitar kita?
Selain itu, Emoto banyak meneliti molekul air dan memotret kristal air. Ia menemukan kata-kata positif, pikiran positif, perasaan bahagia, damai, yang kita ucapkan kepada air akan sanggup mengubah molekul air menjadi bentuk heksagonal yang indah, bagaikan sebuah ornamen yang rapi dan simetris. Air pun bereaksi negatif ketika kita mengucapkan kata dan pikiran negatif. Ketika difoto, kristal airnya berbentuk tidak beraturan, tidak simetris, dan terdistorsi.
Emoto mengklaim kalau air dapat bereaksi terhadap pikiran dan perkataan positif. Doa dan visualisasi positif bahkan dapat membersihkan air yang sudah terkontaminasi polusi. Ia semakin yakin bahwa kesadaran manusia sangat memiliki dampak terhadap dunia fisik, terutama air. Air sangat sensitif untuk menangkap getaran atau vibrasi yang tercermin dari bentuk molekulnya. Selain kata dan pikiran, musik juga dapat memengaruhi bentuk kristal air. Musik klasik menghasilkan bentuk kristal air yang indah dan simetris.
Dunia diciptakan dengan sempurna dan seimbang. Kalau kita mengisi hidup kita, pikiran kita, perkataan kita, dan perbuatan kita penuh cinta dan rasa syukur, maka kesadaran itu akan menjadi kekuatan luar biasa yang dapat menyebar dan bergaung ke seluruh penjuru dunia. Kekuatan kata dan pikiran dapat mengubah air dan semua hal di dalam kehidupan kita, karena kata dan pikiran kita mengeluarkan vibrasi. Kata-kata adalah getaran. Kata-kata adalah produk alam. Kata-kata yang indah akan menciptakan alam yang indah. Kata kotor akan mengotori alam. Inilah esensi dari semesta, kata Emoto dalam bukunya The Shape of Love (Bentuk Cinta).
Tak heran jika dalam praktik perdukunan, umumnya pasien disuruh minum air yang sudah diberi doa-doa. Doa ternyata dapat mengubah molekul air menjadi bentuk yang indah dan menyembuhkan. Saya sekarang mencoba menerapkan hasil temuan Emoto itu dalam kehidupan sehari-hari. Saya minimal mengucapkan “Terima kasih” dengan penuh rasa syukur kepada air yang kita gunakan. Apalagi kalau didoakan, air akan menjadi kekuatan penyembuh. Itulah pesan alam dan Sang Pemilik alam dari air, bahwa air menjadi cermin kehidupan.
Mari kita perlakukan air dengan baik, agar air memberi kebaikan dan manfaat bagi kita. Mari kita sadari, bahwa perkataan, pikiran, dan perbuatan kita ternyata memiliki kekuatan luar biasa, terhadap diri kita, orang lain, alam sekitar kita. Rasa cinta dan rasa syukur akan membuat dunia ini menjadi indah.
Kata Emoto, “Rasa syukur menciptakan sebuah hati yang dipenuhi rasa cinta. Rasa cinta membawa perasaan syukur ke arah yang tepat.” *** (Leo Wahyudi S)
Foto dari https://euroweeklynews.com/2021/08/06/the-power-of-love/

Leave a comment