Pensil warna-warni itu jadi arang
Oleh raungan mesin perang
Kertas putihmu menjadi hitam
Selegam muka mungilmu
Gegara bubuk mesiu
Hanya jemari mungilmu tersisa
Kau lukiskan gambar rumah
Penuh cinta
Kau reka daun dan bunga
Penuh cinta
Kau bayangkan pelukan orang tua
Penuh cinta
Di atas tanah berdebu tebal
Di sela puing reruntuhan rumahmu
Di antara pecahan kaca
Di tengah darah kering
Kau duduk termangu
Sambil berangan kapan berlalu
Kembalikan warna ceriamu
Di kertas putih kehidupan
Goreskan jemari mungilmu di tanah berdebu
Bersama sang waktu menghitung haru
Garis-garis waktu bersama asa
Dunia bebas dari angkara
Dari sudut tersisa di Gaza
Leo Wahyudi S
30 oktober 2023
Puisi mewakili jeritan anak-anak korban angkara murka di Gaza, Palestina.

Leave a comment